Minggu, 24 Maret 2013

TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA) PUTRI CEMPO



BAB 1
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Istilah sampah pasti sudah tidak asing lagi ditelinga. Jika mendengar istilah sampah, pasti yang terlintas dalam benak kita adalah setumpuk limbah yang menimbulkan aroma bau busuk yang sangat menyengat. Sampah diartikan sebagai material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu proses. Sampah adalah zat kimia, energi atau makhluk hidup yang tidak mempunyai nilai guna dan cenderung merusak. Sampah merupakan konsep buatan manusia, dalam proses-proses alam tidak ada sampah, yang ada hanya produk-produk yang tak bergerak.
Sampah dapat berada pada setiap fase materi yaitu fase padat, cair, atau gas. Ketika dilepaskan dalam dua fase yaitu cair dan gas, terutama gas, sampah dapat dikatakan sebagai emisi. Emisi biasa dikaitkan dengan polusi. Bila sampah masuk ke dalam lingkungan (ke air, ke udara dan ke tanah), maka kualitas lingkungan akan menurun. Peristiwa masuknya sampah ke lingkungan inilah yang dikenal sebagai peristiwa pencemaran lingkungan. Berdasarkan sumbernya sampah terbagi menjadi sampah alam, sampah manusia, sampah konsumsi, dan sampah industri. Sedangkan berdasarkan sifatnya, sampah dibagi menjadi dua yaitu 1) sampah organik atau sampah yang dapat diurai (degradable) contohnya daun-daunan, sayuran, sampah dapur(organik) dll, 2) sampah anorganik atau sampah yang tidak terurai (undegradable) contohnya plastik, botol, kaleng, dan lain-lain.
Dalam kehidupan manusia, sampah dalam jumlah besar datang dari aktivitas industri, misalnya pertambangan, manufaktur, dan konsumsi. Hampir semua produk industri akan menjadi sampah pada suatu waktu, dengan jumlah sampah yang kira- kira mirip dengan jumlah konsumsi. Laju pengurangan sampah lebih kecil dari pada laju produksinya. Hal inilah yang menyebabkan sampah semakin menumpuk di setiap penjuru kota.
Besarnya timbunan sampah yang tidak dapat ditangani tersebut akan menyebabkan berbagai permasalahan baik langsung mau pun tidak langsung bagi penduduk kota apalagi daerah di sekitar tempat penumumpukan. Dampak langsung dari penanganan sampah yang kurang bijaksana diantaranya adalah timbulnya berbagai penyakit menular maupun penyakit kulit serta gangguan pernafasan, sedangkan dampak tidak langsung diantaranya adalah bahaya banjir yang disebabkan oleh terhambatnya arus air di sungai karena terhalang timbunan sampah yang dibuang ke sungai. Selain penumpukan di tempat pembuangan sementara (TPS),jumlah sampah pun akan semakin meningkat di tempat pembuangan akhir (TPA). sampah yang ada di Putri Cempo mojosongo tersebut sudah menggununng serta memakan area yang cukup luas. Selain itu sampah yang ada di sana belum dikelola dengan baik oleh pemerintah setempat.
Berdasarkan hal itu kami merasa perlu untuk mengangkat masalah ini karena berhubungan dengan kerusakan alam sekitar dan kesehatan manusia. Dampak yang ditimbulkan dari pencamaran tersebut tidak hanya bisa diselesaikan dalam jangka waktu yang sebentar melainkan perlu waktu yang lama karena efek negatif yang ditimbulkan akan bersifat permanen.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa polemik yang timbul di tengah masyarakat ketika daerah mojosongo dijadikan Tempat Pembuangan Akhir ?
2.      Apa yang menyebabkan pemerintah mengambil inisiatif untuk menjadikan Daerah mojosongo menjadi tempat pembuangan akhir ?
3.      Apa dampak positif dan negatif yang timbul di tengah masyarakat ketika daerah tersebut dijadikan tempat pembungan akhir ?


C.     Tujuan Penulisan
1.      Untuk mengetahui sikap dan respon dari masyarakat ketika daerah tersebut dijadikan sebagai area tempat pembuangan akhir.
2.      Untuk mengetahui alasan pemerintah yang telah menjadikan area tersebut sebagai tempat pembuangan akhir.
3.      Untuk mengetahui dampak positif dan dampak negatif yang timbul di tengah-tengah masyarakat dan dampak TPA tersebut terhadap lingkungan sekitar.

D.    Manfaat Penulisan
Ketika observasi ini di laksanakan, kita bisa mengetahui salah satu keberadaan tempat pembuangan akhir yang ada di daerah Solo, sampah yang dihasilkan masyarakat setiap harinya akan dikirim ke daerah tersebut. Observasi yang kami lakukan dan dokumentasi yang kami miliki, dapat diketahui dan disadari berapa banyak sampah yang kita hasilkan setiap harinya. Sampah-sampah tersebut ditumpuk disebuah area yang terletak didaerah mojosongo, selama ini mungkin kita tidak sadar berapa banyak sampah yang kita hasilkan setiap harinya.
Manfaat dari penulisan ini, kita harus belajar untuk mengurangi kebiasaan buruk kita selama ini, yaitu sebagai penghasil sampah setiap harinya, kita tidak pernah belajar untuk mengolah sampah yang kita hasilkan setiap harinya. Kita bisa bayangkan,ketika TPA mojosongo tidak mampu lagi menampung sampah yang kita hasilkan setiap harinya,kita harus mengorbankan area lain untuk menampung samph-sampah yang kita hasilkan setiap harinya. Oleh karena itu, mulai saat ini kita harus berkomitmen untuk meminimalisir sampah-sampah yang kita hasilkan.dan pemerintah harus berupaya mengelola sampah-sampah yang telah menumpuk di TPA dengan baik, jangan sampai kita membiarkan sampah-sampah tersebut meracuni air dan lingkungan tersebut .


BAB II
PEMBAHASAN

A.    Hakekat Sampah
1.      Pengertian
Sampah yaitu material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu proses. Sampah adalah zat kimia, energi atau makhluk hidup yang tidak mempunyai nilai guna dan cenderung merusak. Sampah merupakan konsep buatan manusia, dalam proses-proses alam tidak ada sampah, yang ada hanya produk-produk yang tak bergerak
Sampah adalah barang yang tidak diperlukan atau yang tidak digunakan orang lagi. Pengertian sampah adalah barang yang tidak diperlukan atau barang yang tidak digunakan lagi. Pada saat ini sampah dikalangan masyarakat sangatlah memperihatinkan, karena masyarakat membuang sampah tidak ada tempatnya, seperti sisungai atau dibelakang rumah mereka dan mereka tidak memikirkan akibatnya.

2.      Jenis-Jenis Sampah
Adapun jenis-jenis sampah, yaitu :
Ø  Sampah organik ialah sampah yang dapat membusuk sampah organik dapat dimanfaatkan sebagai pupuk, yaitu pupuk kompos yang berguna untuk petani sebagai pupuk tanamannya.
Ø  Sampah non organik ialah sampah yang tidak dapat membusuk, tetapi dapat juga di manfaatkan untuk di daur ulang kembali sebagai bahan baku.

3.      Ciri-Ciri Sampah
Adapun ciri-ciri sampah antara lain :
Ø  Dedaunan pohon gugur.
Ø  Seperti kulit pisang dan buah-buahan yang busuk
Ø  Kotoran hewan, seperti kotoran ayam, kotoran kambing, sapid an lain-lain

4.    Jenis-jenis sampah
jika kita amati,banyak sekali sampah yang dihasilkan setiap harinya,dan menjadi satu di tempat pembuangan sampah.untuk lebih jelasnya,kita akan membagi jenis-jenis sampah tersebut dalam beberapa kategori,yaitu :
a.       Berdasarkan sumbernya
1)      Sampah alam
2)      Sampah manusia
3)      Sampah konsumsi
4)      Sampah nuklir
5)      Sampah industri
6)      Sampah pertambangan
b.      Berdasarkan sifatnya
1)        Sampah organik yaitu sampah yang dapat diurai (degradable)
2)      Sampah anorganik yaitu sampah yang tidak dapat terurai begitu saja (undegradable).
c.      Berdasarkan bentuknya
Sampah adalah bahan baik padat atau cairan yang tidak dipergunakan lagi dan dibuang. Menurut bentuknya sampah dapat dibagi sebagai:
1)      Sampah Padat
Sampah padat adalah segala bahan buangan selain kotoran manusia, urine dan sampah cair. Dapat berupa sampah rumah tangga: sampah dapur, sampah kebun, plastik, metal, gelas dan lain-lain. Menurut bahannya sampah ini dikelompokkan menjadi sampah organik dan sampah anorganik. Sampah organik Merupakan sampah yang berasal dari barang yang mengandung bahan-bahan organik, seperti sisa-sisa sayuran, hewan, kertas, potongan-potongan kayu dari peralatan rumah tangga, potongan-potongan ranting, rumput pada waktu pembersihan kebun dan sebagainya.
Berdasarkan kemampuan diurai oleh alam (biodegradability), maka dapat dibagi lagi menjadi:
a)      Biodegradable: yaitu sampah yang dapat diuraikan secara sempurna oleh proses biologi baik aerob atau anaerob, seperti: sampah dapur, sisa-sisa hewan, sampah pertanian dan perkebunan.
b)      Non-biodegradable: yaitu sampah yang tidak bisa diuraikan oleh proses biologi. Dapat dibagi lagi menjadi :
Ø Recyclable yaitu sampah yang dapat diolah dan digunakan kembali karena memiliki nilai secara ekonomi seperti plastik, kertas, pakaian dan lain-lain.
Ø Non recyclable yaitu sampah yang tidak memiliki nilai ekonomi dan tidak dapat diolah atau diubah kembali seperti tetra packs, carbon paper, thermo coal dan lain-lain.
2)      Sampah Cair
Sampah cair adalah bahan cairan yang telah digunakan dan tidak diperlukan kembali dan dibuang ke tempat pembuangan sampah.
a)       Limbah hitam yaitu sampah cair yang dihasilkan dari toilet. Sampah ini mengandung patogen yang berbahaya.
b)       Limbah rumah tangga yaitu sampah cair yang dihasilkan dari dapur, kamar mandi dan tempat cucian. Sampah ini mungkin mengandung patogen.

Sampah dapat berada pada setiap fase materi: padat, cair, atau gas. Ketika dilepaskan dalam dua fase yang disebutkan terakhir, terutama gas, sampah dapat dikatakan sebagai emisi. Emisi biasa dikaitkan dengan polusi.
Dalam kehidupan manusia, sampah dalam jumlah besar datang dari aktivitas industri (dikenal juga dengan sebutan limbah), misalnya pertambangan, manufaktur, dan konsumsi. Hampir semua produk industri akan menjadi sampah pada suatu waktu, dengan jumlah sampah yang kira-kira mirip dengan jumlah konsumsi.
Untuk mencegah sampah cair adalah pabrik pabrik tidak membuang limbah sembarangan misalnya membuang ke selokan.
3)      Sampah alam  
Sampah yang diproduksi di kehidupan liar diintegrasikan melalui proses daur ulang alami, seperti halnya daun-daun kering di hutan yang terurai menjadi tanah. Di luar kehidupan liar, sampah-sampah ini dapat menjadi masalah, misalnya daun-daun kering di lingkungan pemukiman.
4)      Sampah manusia
Sampah manusia (Inggris: human waste) adalah istilah yang biasa digunakan terhadap hasil-hasil pencernaan manusia, seperti feses dan urin. Sampah manusia dapat menjadi bahaya serius bagi kesehatan karena dapat digunakan sebagai vektor (sarana perkembangan) penyakit yang disebabkan virus dan bakteri. Salah satu perkembangan utama pada dialektika manusia adalah pengurangan penularan penyakit melalui sampah manusia dengan cara hidup yang higienis dan sanitasi. Termasuk didalamnya adalah perkembangan teori penyaluran pipa (plumbing). Sampah manusia dapat dikurangi dan dipakai ulang misalnya melalui sistem urinoir tanpa air.


5)      Sampah Konsumsi
Sampah konsumsi merupakan sampah yang dihasilkan oleh (manusia) pengguna barang, dengan kata lain adalah sampah-sampah yang dibuang ke tempat sampah. Ini adalah sampah yang umum dipikirkan manusia. Meskipun demikian, jumlah sampah kategori ini pun masih jauh lebih kecil dibandingkan sampah-sampah yang dihasilkan dari proses pertambangan dan industri.

B.     Pengertian tempat pembuangan akhir atau TPA
Tempat pembuangan akhir (TPA) atau tempat pembuangan sampah (TPS) ialah tempat untuk menimbun sampah dan merupakan bentuk tertua perlakuan sampah. TPA dapat berbentuk tempat pembuangan dalam (di mana pembuang sampah membawa sampah di tempat produksi), begitupun tempat yang digunakan oleh produsen. Dahulu, TPA merupakan cara paling umum untuk limbah buangan terorganisir dan tetap begitu di sejumlah tempat di dunia.

C.  Dampak Positif dan Negatif yang di timbulkan oleh TPA terhadap lingkungan
Banyak  dampak yang dapat timbul akibat keberadaan sebuah TPA,ada dampak yang di timbulkan bersifat positif,ad juga yang bersifat negatif.
Beberapa dampak positif yang dapat timbul dari keberadaan TPA yaitu :
1.      Menjadi lahan Perekonomian yang sangat produktif bagi masyarakat sekitar
Banyaknya tumpukan sampah anorganik di TPA,telah menimbulkan inisiatif baru dalam sektor ekonomi bagi masyarakat di sekitar TPA,mereka menganggab tumpukan sampah tersebut adalah lahan perekonomian yang sangat produktif,dengan cara mengumpulkan sampah-sampah anorganik,seperti plastik,atau barang-barang bekas yang tidak mudah mudah hancur,plastik dan barang bekas tersebut telah mampu memenuhi kebutuhan hidup mereka sehari-hari,bahkan menurut tanggapan masyarakat yang ada di sekitar sana,penghasilan yang mereka dapatkan dari TPA dengan cara mengumpulkan plastik dan barang bekas lebih dari cukup. Bahkan ada masyarakat sekitar yang mau meninggalkan usaha dagangan nya,karna mereka beranggapan TPA lebih mampu memenuhi kebutuhan perekonomian mereka sehari-hari.
Dampak negatif yang dapat ditimbulkan dari keberadaan TPA. yaitu :
1.      musibah fatal  contohnya burung bangkai yang terkubur di bawah timbunan sampah akan menimbulkan bau busuk dan merusak tanah.
2.      kerusakan infrastruktur contohnya kerusakan ke akses jalan oleh kendaraan berat yang mengangkut sampah ke TPA tersebut.minimal setiap harinya ada 30 truk pengangkut sampah yang masuk ke TPA, dan sudah pasti lama-kelamaan akan menimbulkan kerusakan pada jalan yang di laluinya.
3.      pencemaran lingkungan setempat seperti pencemaran air tanah oleh kebocoran dan pencemaran tanah sisa selama pemakaian TPA, begitupun setelah penutupan TPA
4.      pelepasan gas metana yang disebabkan oleh pembusukan sampah organik, metana adalah gas rumah kaca yang berkali-kali lebih potensial daripada karbon dioksida, dan dapat membahayakan penduduk suatu tempat.
5.      gangguan sederhana contohnya debu, bau busuk, kutu, atau polusi suara).

D.  Usaha yang dapat dilakukan untuk mengelola sampah-sampah yang ada di TPA
Pengelolaan sampah adalah pengumpulan, pengangkutan, pemrosesan, pendaur-ulangan, atau pembuangan dari material sampah. Kalimat ini biasanya mengacu pada material sampah yg dihasilkan dari kegiatan manusia, dan biasanya dikelola untuk mengurangi dampaknya terhadap kesehatan, lingkungan atau keindahan. Pengelolaan sampah juga dilakukan untuk memulihkan sumber daya alam. Pengelolaan sampah bisa melibatkan zat padat, cair, gas, atau radioaktif dengan metoda dan keahlian khusus untuk masing masing jenis zat.
Praktek pengelolaan sampah berbeda beda antara Negara maju dan negara berkembang, berbeda juga antara daerah perkotaan dengan daerah pedesaan , berbeda juga antara daerah perumahan dengan daerah industri. Pengelolaan sampah yg tidak berbahaya dari pemukiman dan institusi di area metropolitan biasanya menjadi tanggung jawab pemerintah daerah, sedangkan untuk sampah dari area komersial dan industri biasanya ditangani oleh perusahaan pengolah sampah.
Metode pengelolaan sampah berbeda beda tergantung banyak hal , diantaranya tipe zat sampah , tanah yg digunakan untuk mengolah dan ketersediaan area.
Pengelolaan sampah merupakan proses yang diperlukan dengan dua tujuan:
  1. mengubah sampah menjadi material yang memiliki nilai ekonomis
  2. mengolah sampah agar menjadi material yang tidak membahayakan bagi lingkungan hidup.

Metoda Pembuangan sampah

Ada beberapa metode pengolahan dan pembungan sampah yang ada di dunia.yaitu :

1.        Penimbunan darat

Pembuangan sampah pada penimbunan darat termasuk menguburnya untuk membuang sampah, metode ini adalah metode paling populer di dunia. Penimbunan ini biasanya dilakukan di tanah yg ditinggalkan, lubang bekas pertambangan, atau lubang lubang dalam. Sebuah situs penimbunan darat yg di desain dan di kelola dengan baik akan menjadi tempat penimbunan sampah yang hiegenis dan murah. Sedangkan penimbunan darat yg tidak dirancang dan tidak dikelola dengan baik akan menyebabkan berbagai masalah lingkungan, diantaranya angin berbau sampah, menarik berkumpulnya Hama, dan adanya genangan air sampah. Efek samping lain dari sampah adalah gas methan dan karbon dioksida yang juga sangat berbahaya.hal ini yang pernah terjadi di bandung, di bandung kandungan gas methan ini meledak dan melongsorkan gunung sampah.
Karakter desain dari penimbunan darat yang modern diantaranya adalah metode pengumpulan air sampah menggunakan bahan tanah liat atau pelapis plastik.Sampah biasanya dipadatkan untuk menambah kepadatan dan kestabilannya, dan ditutup untuk tidak menarik hama (biasanya tikus). Banyak penimbunan sampah mempunyai sistem pengekstrasi gas yang terpasang untuk mengambil gas yang terjadi. Gas yang terkumpul akan dialirkan keluar dari tempat penimbunan dan dibakar di menara pemabakar atau dibakar di mesin berbahan bakar gas untuk membangkitkan listrik.

2.      Metode Daur-ulang

Proses pengambilan barang yang masih memiliki nilai dari sampah untuk digunakan kembali disebut sebagai daur ulang.Ada beberapa cara daur ulang, pertama adalah mengambil bahan sampahnya untuk diproses lagi atau mengambil kalori dari bahan yang bisa dibakar utnuk membangkitkan listik.

3.      Pengolahan kembali secara fisik

Metode ini adalah aktivitas paling populer dari daur ulang, yaitu mengumpulkan dan menggunakan kembali sampah yang dibuang , contohnya botol bekas pakai yang dikumpulkan kembali untuk digunakan kembali. Pengumpulan bisa dilakukan dari sampah yang sudah dipisahkan dari awal (kotak sampah/kendaraan sampah khusus), atau dari sampah yang sudah tercampur.
Sampah yang biasa dikumpulkan adalah kaleng minum aluminum , kaleng baja makanan/minuman, Botol HDPE dan PET , botol kaca , kertas karton, koran, majalah, dan kardus. Jenis plastik lain seperti (PVC, LDPE, PP, dan PS) juga bisa di daur ulang.Daur ulang dari produk yang komplek seperti komputer atau mobil lebih susah, karena harus bagian bagiannya harus diurai dan dikelompokan menurut jenis bahannya.

4.      Pengolahan biologis

Material sampah organik, seperti zat tanaman, sisa makanan atau kertas, bisa diolah dengan menggunakan proses biologis untuk kompos, atau dikenal dengan istilah pengkomposan.Hasilnya adalah kompos yang bisa digunakan sebagi pupuk dan gas methana yang bisa digunakan untuk membangkitkan listrik.

Contoh dari pengelolaan sampah menggunakan teknik pengkomposan adalah Green Bin Program (program tong hijau) di Toronto, Kanada, dimana sampah organik rumah tangga, seperti sampah dapur dan potongan tanaman dikumpulkan di kantong khusus untuk di komposkan.
5.      Pemulihan energi
Kandungan energi yang terkandung dalam sampah bisa diambil langsung dengan cara menjadikannya bahan bakar, atau secara tidak langsung dengan cara mengolahnya menjadi bahan bakar tipe lain. Daur-ulang melalui cara "perlakuan panas" bervariasi mulai dari menggunakannya sebakai bahan bakar memasak atau memanaskan sampai menggunakannya untuk memanaskan boiler untuk menghasilkan uap dan listrik dari turbin-generator. Pirolisa dan gasifikasi adalah dua bentuk perlakukan panas yang berhubungan, dimana sampah dipanaskan pada suhu tinggi dengan keadaan miskin oksigen. Proses ini biasanya dilakukan di wadah tertutup pada Tekanan tinggi. Pirolisa dari sampah padat mengubah sampah menjadi produk berzat padat, gas, dan cair. Produk cair dan gas bisa dibakar untuk menghasilkan energi atau dimurnikan menjadi produk lain. Padatan sisa selanjutnya bisa dimurnikan menjadi produk seperti karbon aktif. Gasifikasi dan Gasifikasi busur plasma yang canggih digunakan untuk mengkonversi material organik langsung menjadi Gas sintetis (campuran antara karbon monoksida dan hidrogen). Gas ini kemudian dibakar untuk menghasilkan listrik dan uap.

6.      Metode penghindaran dan pengurangan

Sebuah metode yang penting dari pengelolaan sampah adalah pencegahan zat sampah terbentuk, atau dikenal juga dengan "pengurangan sampah". Metode pencegahan termasuk penggunaan kembali barang bekas pakai, memperbaiki barang yang rusak, mendesain produk supaya bisa diisi ulang atau bisa digunakan kembali seperti tas belanja katun menggantikan tas plastik, mengajak konsumen untuk menghindari penggunaan barang sekali pakai contohnya kertas tissue,dan mendesain produk yang menggunakan bahan yang lebih sedikit untuk fungsi yang sama contoh, pengurangan bobot kaleng minuman.

7.    Manfaat pengelolaan sampah

a)      Penghematan sumber daya alam
b)      Penghematan energi
c)      Penghematan lahan TPA
d)     Lingkungan asri (bersih, sehat, nyaman)

8.    Bencana sampah yang tidak dikelola dengan baik

a)      Longsor tumpukan sampah
b)      Sumber penyakit
c)      Pencemaran lingkungan
d)     Menyebabkan banjir
E.   Upaya yang dilakukan pemerintah kota solo untuk mengolah dan mengurangi tumpukan sampah yang ada di tempat pembuangan akhir putri cempo.
Kehidupan manusia tidak pernah dapat dipisahkan dengan sampah. Sampah dijumpai baik di desa maupun di kota. Daerah perkotaan pada khususnya, selain identik dengan penduduknya yang padat juga identik dengan permasalahan sampah perkotaan yang sampai saat ini sulit diselesaikan oleh pemerintah kota sekalipun. Masyarakat kota seringkali membuang sampah disembarang tempat. Hal tersebut disebabkan karena kurangnya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya kebersihan lingkungan. Masyarakat tidak menyadari akan banyaknya masalah yang dapat timbul dari sampah tersebut.
Ketika semua sampah, baik sampah organik maupun anorganik, dilimpahkan ke TPA, maka akan muncul suatu permasalahan lain. Lambat laun, TPA tersebut akan mengalami pembesaran volume. Hal itu akan mempengaruhi kehidupan dan ekosistem disekitarnya.
Seperti TPA Putri Cempo, yang terletak di sebelah utara kota Solo, tepatnya di daerah Mojosongo. TPA seluas 17 ha itu sebagai tempat pembuangan akhir sampah masyarakat kota Solo dan sekitarnya. TPA tersebut menimbulkan berbagai masalah, mulai dari masalah sosial hingga masalah pencemaran udara.
Setidaknya, dalam sehari sekitar 260-290 ton sampah masuk ke Putri Cempo. Bila dikalkulasikan, dalam setahun masyarakat Solo menghasilkan sekitar 93.600-104.400 ton. Jumlah yang tidak dianggap sedikit untuk seukuran Putri Cempo.
Tidak sedikit pula warga yang notabene penduduk disekitar TPA harus menjauh dari sana, karena bau yang tidak sedap yang berasal dari sana.
Dengan masalah-masalah yang terjadi, dibutuhkan solusi yang efektif dan efisien serta kreatif dari Pemerintah Kota dan dibantu masyarakat Solo sekitarnya. Mulai dari pengolahan sampah menjadi kompos atau bahan daur ulang.
Sebenarnya, ketika kita berkunjung ke TPA Putri Cempo, ada suatu pandangan yang aneh. Sekiranya belum pernah terjadi di berbagai tempat di Indonesia. Yaitu fenomena sapi makan sampah. Di Putri Cempo, sekitar ratusan sapi bertebaran mencari makan. Tentunya yang dimakan adalah sampah organik. Sampah sisa restoran, rumah tangga, hotel. Secara tidak sadar, sapi-sapi itu menjadi ‘penyelamat’ dari ancaman overload sampah di Putri Cempo.
Bahkan, pemerintah kota sengaja memberikan bantuan berupa sapi dalam sistem gaduhan berjumlah sekitar 250 ekor kepada masyarakat yang tinggal disekitar TPA Putri Cempo. Sistem ini memungkinkan warga memelihara sapi untuk kemudian menternakkan, dan nantinya mengembalikan hasil ternak sapi ke Pemerintah Kota Solo.
Dengan kebijakan tersebut, masyarakat sekitar diuntungkan karena adanya penghasilan yang cukup besar. Susu dan daging yang berasal dari sapi dapat dijual ke pemerintah dengan harga yang sesuai dengan pasar. Berdasarkan penelitian dari WHO, susu yang berasal dari sapi, tidak tercemar oleh kotoran yang berasal dari sampah
Bagi Pemerintah Kota Solo, hal ini menjadi seperti satu kayuh dua tiga pulau terlampau. Membantu kehidupan warga sekaligus membantu sistem pengolahan sampah alami dengan membiarkan sapi-sapi tersebut mengkonsumsi sampah organik.
Tidak kalah uniknya yaitu adanya para pemulung. Mereka setiap hari mulai dari pagi hingga menjelang sore mencari sampah di TPA Purtri Cempo. Mereka mencari sampah khusus pada jenis anorganik. Sampah-smpah yang mereka kumpulkan selanjutkannya dibawa ke penumpul untuk ditaksir harganya. Semakin banyak sampah yang mereka cari, tentunya dengan harga perjenis sampah yang besar, keuntungan yang diperoleh bisa maksimal. Sampah yang mereka cari seperti, gelas minum bekas, kardus besar, tempat makan atau minum, dan lain-lain yang sekiranya bernilai ekonomis.
Ternyata, di awal-awal pembangunan TPA, pemerintah sudah mempersiapkan solusi-solusinya. Di antaranya adalah mendatangkan pemulung dari daerah-daerah lain. Mereka diberi gubuk-gubuk sederhana oleh pemerintah. Akan tetapi, gubuk-gubuk tersebut telah menjadi rumah berdinding bata dan hampir setiap rumah memiliki motor. Anak-anaknya pun disekolahkan di perguruan tinggi. Setiap pagi hari, berpuluh-puluh truk parkir di sepanjang jalan menuju TPA melakukan transaksi bisnis jual-beli material selain sampah, seperti kertas atau karton, besi, plastik, kaleng, dan aluminium.
Sehingga muncul suatu sinergi yang unik. Ketika sapi-sapi memakan sampah organik, maka pemulung mencari sampah-sampah anorganik. Secara tidak disengaja, terbentuklah sebuah komunitas baru yang terbangun diantara ketiga elemen utama tersebut. Sapi mendapatkan rasa kenyangnya, sementara pemulung mendapatkan hasil dari mencari sampah dan berternak sapi. Lalu jumlah volume sampah yang ada bisa direduksi.


BAB III
PENUTUP

A.  Kesimpulan
Setelah kami mengulas panjang lebar mengenai TPA, pengertian TPA, dan cara penaggulangannya,maka kami akan mencoba menyimpulkan beberapa hal dibawah ini. yaitu :
  1. banyak sekali sampah yang kita hasilkan setiap harinya,dan sampah-sampah yang kita hasilkan tersebut sebagian besar di buang begitu saja. Terkadang kita tidak pernah peduli dampak yang dapat ditimbulkannya terhadap lingkungan.
  2. Sekian banyak sampah yang di hasilkan masyarakat solo setiap harinya, bahkan sampah yang dihasilkan tersebut jumlahnya mencapai ratusan ton, tapi sampah-sampah tersebut belum dikelola dengan baik. pengelolaannya sebagian besar hanya diserahkan kepada Masyarakat sekitar dan Sapi.
B.  Saran
  1. Kita harus menyadari, sekian banyak sampah yang kita hasilkan setiap harinya,blm dapat dikelola dengan baik, sebagai salah satu penghasil sampah terbesar,kita harus belajar mengelola sampah-sampah yang kita hasilkan setiap harinya.salah satu caranya yaitu dengan memusnahkan sampah-sampah tersebut,bisa dengan cara dibakar,khusus untuk sampah-sampah anorganik, atau dengan cara dikubur, ini khusus untuk sampah-sampah yang mudah lapuk atau organik.
  2. Ada beberapa cara lain yang lain yang dapat kita lakukan untuk mengolah sampah-sampah yang kita hasilkan setiap harinya, dan cara-cara ini diterapkan oleh berbagai negara di dunia.diantaranya yaitu :

a.         Menimbun sampah di darat
Yaitu mengubur atau menimbun sampah-sampah yang kita hasilkan setiap harinya, metode ini adalah metode paling populer di dunia. Penimbunan ini biasanya dilakukan di tanah yg ditinggalkan, lubang bekas pertambangan, atau lubang lubang dalam.
b.         Metode daur ulang
Yaitu proses pengambilan barang yang masih memiliki nilai dari sampah untuk digunakan kembali. Ada beberapa cara daur ulang, pertama adalah mengambil bahan sampahnya untuk diproses lagi atau mengambil kalori dari bahan yang bisa dibakar utnuk membangkitkan listik.
c.         Pengolahan kembali secara fisik
yaitu mengumpulkan dan menggunakan kembali sampah yang dibuang, contohnya botol bekas pakai yang dikumpulkan kembali untuk digunakan kembali. Pengumpulan bisa dilakukan dari sampah yang sudah dipisahkan dari awal (kotak sampah/kendaraan sampah khusus), atau dari sampah yang sudah tercampur.

d.        Pengolahan biologis

Yaitu mengolah kembali material sampah organik, seperti zat tanaman, sisa makanan atau kertas, bisa diolah dengan menggunakan proses biologis untuk kompos, atau dikenal dengan istilah pengkomposan. Hasilnya adalah kompos yang bisa digunakan sebagi pupuk dan gas methana yang bisa digunakan untuk membangkitkan listrik.

e.         Pemulihan energi

Yaitu mengambil kandungan energi yang terkandung dalam sampah dengan cara menjadikannya bahan bakar, atau secara tidak langsung dengan cara mengolahnya menjadi bahan bakar tipe lain.

f.          Metode penghindaran dan pengurangan

Sebuah metode yang penting dari pengelolaan sampah adalah pencegahan zat sampah terbentuk, atau dikenal juga dengan "pengurangan sampah". Metode pencegahan termasuk penggunaan kembali barang bekas pakai, memperbaiki barang yang rusak, mendesain produk supaya bisa diisi ulang atau bisa digunakan kembali seperti tas belanja katun menggantikan tas plastik, mengajak konsumen untuk menghindari penggunaan barang sekali pakai contohnya kertas tissue,dan mendesain produk yang menggunakan bahan yang lebih sedikit untuk fungsi yang sama contoh, pengurangan bobot kaleng minuman.

 



Daftar Pustaka

1 komentar:

Yunkur Memo mengatakan...

Thanks postingannya , sangat membantu !!! :D

Posting Komentar