Jumat, 26 April 2013

Anggaran Alat Utama Sistem Persenjataan




Indonesia sebagai negara yang berada dalam posisi yang strategis seharusnya mutlak memiliki kekuatan militer yang setara dan seimbang dengan negara lain. Pada saat ini kondisi perekonomian negara Indonesia mulai membaik sehingga kita sebaiknya perlu memperhatikan kebutuhan alutsista bagi angkatan darat, laut, dan udara serta Polri. Dalam kondisi anggaran yang terbatas, upaya untuk membangun kekuatan angkatan perang yang besar tentu masih jauh dari harapan. Walaupun demikian, Pemerintah Indonesia lebih mengedepankan konsep Minimum Essential Force (MEF) dalam pembangunan alutsista untuk menjaga pertahanan dan keamanan Indonesia. Pada 2011, pembangunan pertahanan skala MEF telah mencapai 21,00 persen meningkat 9 persen dari tahun 2010. Diharapkan pada tahun 2012 akan mencapai 28,67 persen dari rencana pencapaian postur MEF sebesar 43,67 persen pada tahun 2014. Pencapaian tersebut berdampak pada kesiapan Alutsista TNI pada setiap angkatan. Kekuatan Alutsista untuk matra darat kesiapannya rata-rata mencapai 81,13 persen; matra laut kesiapannya rata-rata mencapai 43,25 persen; dan matra udara kesiapannya rata-rata mencapai 71 persen. Peningkatan postur tersebut belum memadai karena di satu sisi terjadi penambahan Alutsista, tetapi di sisi lain terjadi pengurangan akibat berakhirnya usia pakai Alutsista. Salah satu strategi pembangunan untuk mendukung pencapaian MEF dan memenuhi kebutuhan Almatsus Polri, adalah meningkatkan peran industri pertahanan dalam negeri. Pada tahun 2011 akusisi Alutsista TNI hasil produksi industri pertahanan dalam negeri mencapai 13.7 persen, dan akuisisi Almatsus Polri hasil produksi industri pertahanan dalam negeri mencapai 12.5 persen. Diharapkan pada tahun 2012, akuisisinya meningkat menjadi 15,8 persen untuk Alutsista TNI dan 14.3 persen untuk Almatsus Polri.
Menteri Pertahanan RI, Purnomo Yusgiantoro mengatakan sebanyak 50 persen dari Rp77,7 triliun pagu anggaran Kementerian Pertahanan dalam RAPBN 2013 akan digunakan untuk membangun kekuatan pertahanan. Saat menyampaikan Pidato RAPBN 2013, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyampaikan bahwa dalam RAPBN Tahun 2013 mendatang terdapat tujuh kementerian dan lembaga yang akan mendapat alokasi anggaran di atas Rp20 triliun. Ketujuh kementerian dan lembaga itu adalah Kementerian Pertahanan dengan alokasi anggaran sebesar Rp77,7 triliun; Kementerian Pekerjaan Umum Rp69,1 triliun; Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Rp66 triliun; Kepolisian Negara Republik Indonesia Rp43,4 triliun; Kementerian Agama Rp41,7 triliun; Kementerian Perhubungan Rp31,4 triliun; dan Kementerian Kesehatan sebesar Rp31,2 triliun.
Pemerintah menyiapkan anggaran untuk membeli peralatan perang baru maupun memperbaiki yang lama sebesar Rp 28,2 triliun. Ini naik 36,31% dari total bujet belanja Kementerian Pertahanan (Kemhan) yang mencapai Rp 77,7 triliun dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja (RAPBN) tahun 2013. Jumlah tersebut meningkat sebanyak Rp 4,8 triliun atau 6,6% ketimbang anggaran belanja Kemhan di APBN Perubahan 2012 yang sebesar Rp 72,9 triliun. Bujet belanja Rp 77,7 triliun ini berasal dari keuangan negara sebesar Rp 64,4 triliun, pinjaman luar negeri sebesar Rp 12,8 triliun, dan pinjaman dalam negeri sebesar Rp 600 miliar. Hartind Asrin, Staf Ahli Menteri Pertahanan Bidang Keamanan, mengatakan, kenaikan anggaran dari Rp 72,9 triliun menjadi Rp 77,7 triliun akibat melonjaknya seluruh aspek anggaran, mulai dai belanja pegawai, belanja barang hingga belanja modal. Sedangkan bujet belanja alutsista merupakan rencana strategis lima tahun, yakni 2010 sampai 2014.
Dalam RPJMN 2010-2014, program percepatan pembangunan Minimum Essential Forces menjadi salah satu prioritas pemerintah. Pada 2013, pemerintah menargetkan peningkatan alutsista matra darat menjadi 37%, matra laut 21%, dan matra udara 31%. Pemerintah dan Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) sepakat memperbesar porsi pinjaman dalam negeri untuk mendukung pendanaan pengadaan Alat Utama Sistem Persenjataan (Alutsista). Dalam rencana strategis nasional (renstra) untuk mendukung minimum essensial force (MEF), pemerintah dan DPR telah sepakat menetapkan batas pinjaman untuk pendanaan pengadaan Alutsista sebesar US$6,5 miliar. Dari nilai tersebut, yang sudah berhasil dipenuhi sebesar US$5,7 miliar. Berikut merupakan daftar penambahan alutsista:
Angkatan Udara menambahkan 17 skuadron
Pembangunan militer ini mencakup inventaris yang mengesankan. Untuk Angkatan Udara Indonesia: 64 jet tempur Sukhoi; 32 jet tempur F16; 36 pesawat tempur Hawk 100/200; 12 jet tempur F5E; 16 pesawat tempur Super Tucano; 16 pesawat tempur Yak 130; 36 pesawat tanpa awak; dan 64 pesawat transportasi Hercules.
Angkatan Laut menambahkan 3 armada
Tiga armada akan ditambahkan ke Angkatan Laut Indonesia, yang memiliki armada Barat dengan markas besar di Tanjung Pinang, Natuna, dan Belawan. Armada Pusat akan memiliki markas besar di Surabaya, Makassar, dan Tarakan. Armada Timur akan bermarkas besar di Ambon, Merauke, dan Kupang. Kemudian, jumlah prajurit Angkatan Laut yang aktif akan ditingkatkan hingga 60.000, ditugaskan di berbagai markas. Para prajurit ini akan didukung oleh 350 tank BMP 4F; 17 tank amfibi; 320 kendaraan amfibi lapis baja; 800 misil QW3; 40 Grad RM; dan 75 Howitzer. Inventaris tambahan mencakup 32 frigat; 56 corvette; 82 kapal patroli cepat yang dipersenjatai misil; enam kapal selam; dan 48 kapal logistik serta transportasi
Tambahan angkatan darat termasuk tank dan misil
Angkatan Darat, yang merupakan komponen darat angkatan bersenjata Indonesia, memiliki perkiraan jumlah pasukan sebanyak 180.000, Brigadir Kavaleri, cadangan strategis, dan unit-unit lain yang telah terlibat dalam operasi sejak perjuangan negara ini untuk meraih kemerdekaan. Peningkatan anggaran ini memberikan inventaris yang berikut: tiga divisi komando strategies; 150 batalyon pasukan serbu; 200 tank perang utama yang akan disebar di Kalimantan dan Nusa Tenggara Barat; 540 kendaraan lapis baja yang dibuat oleh Pindad untuk batalyon infanteri mekanik; 320 kendaraan dengan meriam; 890 meriam dan artileri howitzer; 720 misil NDL; 20 helikopter tempur MI35; 26 helikopter transportasi MI17; 1.300 misil anti-tank; 60 misil anti-pesawat baru; dan 700 misil strategis jenis Pindad-Lapa.

0 komentar:

Posting Komentar