Indonesia
sebagai negara yang berada dalam posisi yang strategis seharusnya mutlak
memiliki kekuatan militer yang setara dan seimbang dengan negara lain. Pada
saat ini kondisi perekonomian negara Indonesia mulai membaik sehingga kita sebaiknya
perlu memperhatikan kebutuhan alutsista bagi angkatan darat, laut, dan udara
serta Polri. Dalam kondisi anggaran yang terbatas, upaya untuk membangun
kekuatan angkatan perang yang besar tentu masih jauh dari harapan. Walaupun
demikian, Pemerintah Indonesia lebih mengedepankan konsep Minimum Essential
Force (MEF) dalam pembangunan alutsista untuk menjaga pertahanan dan keamanan
Indonesia. Pada 2011, pembangunan pertahanan skala MEF telah mencapai 21,00 persen
meningkat 9 persen dari tahun 2010. Diharapkan pada tahun 2012 akan mencapai
28,67 persen dari rencana pencapaian postur MEF sebesar 43,67 persen pada tahun
2014. Pencapaian tersebut berdampak pada kesiapan Alutsista TNI pada setiap
angkatan. Kekuatan Alutsista untuk matra darat kesiapannya rata-rata mencapai
81,13 persen; matra laut kesiapannya rata-rata mencapai 43,25 persen; dan matra
udara kesiapannya rata-rata mencapai 71 persen. Peningkatan postur tersebut
belum memadai karena di satu sisi terjadi penambahan Alutsista, tetapi di sisi
lain terjadi pengurangan akibat berakhirnya usia pakai Alutsista. Salah satu
strategi pembangunan untuk mendukung pencapaian MEF dan memenuhi kebutuhan
Almatsus Polri, adalah meningkatkan peran industri pertahanan dalam negeri.
Pada tahun 2011 akusisi Alutsista TNI hasil produksi industri pertahanan dalam
negeri mencapai 13.7 persen, dan akuisisi Almatsus Polri hasil produksi
industri pertahanan dalam negeri mencapai 12.5 persen. Diharapkan pada tahun
2012, akuisisinya meningkat menjadi 15,8 persen untuk Alutsista TNI dan 14.3
persen untuk Almatsus Polri.
Menteri Pertahanan RI, Purnomo
Yusgiantoro mengatakan sebanyak 50 persen dari Rp77,7 triliun pagu anggaran
Kementerian Pertahanan dalam RAPBN 2013 akan digunakan untuk membangun kekuatan
pertahanan. Saat menyampaikan Pidato RAPBN 2013, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono
menyampaikan bahwa dalam RAPBN Tahun 2013 mendatang terdapat tujuh kementerian
dan lembaga yang akan mendapat alokasi anggaran di atas Rp20 triliun. Ketujuh
kementerian dan lembaga itu adalah Kementerian Pertahanan dengan alokasi
anggaran sebesar Rp77,7 triliun; Kementerian Pekerjaan Umum Rp69,1 triliun;
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Rp66 triliun; Kepolisian Negara Republik
Indonesia Rp43,4 triliun; Kementerian Agama Rp41,7 triliun; Kementerian
Perhubungan Rp31,4 triliun; dan Kementerian Kesehatan sebesar Rp31,2 triliun.
Pemerintah
menyiapkan anggaran untuk membeli peralatan perang baru maupun memperbaiki yang
lama sebesar Rp 28,2 triliun. Ini naik 36,31% dari total bujet belanja
Kementerian Pertahanan (Kemhan) yang mencapai Rp 77,7 triliun dalam Rancangan
Anggaran Pendapatan dan Belanja (RAPBN) tahun 2013. Jumlah tersebut meningkat
sebanyak Rp 4,8 triliun atau 6,6% ketimbang anggaran belanja Kemhan di APBN
Perubahan 2012 yang sebesar Rp 72,9 triliun. Bujet belanja Rp 77,7 triliun ini
berasal dari keuangan negara sebesar Rp 64,4 triliun, pinjaman luar negeri
sebesar Rp 12,8 triliun, dan pinjaman dalam negeri sebesar Rp 600 miliar. Hartind
Asrin, Staf Ahli Menteri Pertahanan Bidang Keamanan, mengatakan, kenaikan
anggaran dari Rp 72,9 triliun menjadi Rp 77,7 triliun akibat melonjaknya
seluruh aspek anggaran, mulai dai belanja pegawai, belanja barang hingga
belanja modal. Sedangkan bujet belanja alutsista merupakan rencana strategis
lima tahun, yakni 2010 sampai 2014.
Dalam
RPJMN 2010-2014, program percepatan pembangunan Minimum Essential Forces
menjadi salah satu prioritas pemerintah. Pada 2013, pemerintah menargetkan
peningkatan alutsista matra darat menjadi 37%, matra laut 21%, dan matra udara
31%. Pemerintah dan Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) sepakat memperbesar
porsi pinjaman dalam negeri untuk mendukung pendanaan pengadaan Alat Utama Sistem
Persenjataan (Alutsista). Dalam rencana strategis nasional (renstra) untuk
mendukung minimum essensial force (MEF), pemerintah dan DPR telah sepakat
menetapkan batas pinjaman untuk pendanaan pengadaan Alutsista sebesar US$6,5
miliar. Dari nilai tersebut, yang sudah berhasil dipenuhi sebesar US$5,7 miliar.
Berikut merupakan daftar penambahan alutsista:
Angkatan Udara menambahkan 17
skuadron
Pembangunan militer ini mencakup
inventaris yang mengesankan. Untuk Angkatan Udara Indonesia: 64 jet tempur
Sukhoi; 32 jet tempur F16; 36 pesawat tempur Hawk 100/200; 12 jet tempur F5E;
16 pesawat tempur Super Tucano; 16 pesawat tempur Yak 130; 36 pesawat tanpa
awak; dan 64 pesawat transportasi Hercules.
Angkatan Laut menambahkan 3
armada
Tiga
armada akan ditambahkan ke Angkatan Laut Indonesia, yang memiliki armada Barat
dengan markas besar di Tanjung Pinang, Natuna, dan Belawan. Armada Pusat akan
memiliki markas besar di Surabaya, Makassar, dan Tarakan. Armada Timur akan
bermarkas besar di Ambon, Merauke, dan Kupang. Kemudian, jumlah prajurit
Angkatan Laut yang aktif akan ditingkatkan hingga 60.000, ditugaskan di
berbagai markas. Para prajurit ini akan didukung oleh 350 tank BMP 4F; 17 tank
amfibi; 320 kendaraan amfibi lapis baja; 800 misil QW3; 40 Grad RM; dan 75
Howitzer. Inventaris tambahan mencakup 32 frigat; 56 corvette; 82 kapal patroli
cepat yang dipersenjatai misil; enam kapal selam; dan 48 kapal logistik serta
transportasi
Tambahan angkatan darat
termasuk tank dan misil
Angkatan Darat, yang merupakan
komponen darat angkatan bersenjata Indonesia, memiliki perkiraan jumlah pasukan
sebanyak 180.000, Brigadir Kavaleri, cadangan strategis, dan unit-unit lain
yang telah terlibat dalam operasi sejak perjuangan negara ini untuk meraih
kemerdekaan. Peningkatan anggaran ini memberikan inventaris yang berikut: tiga
divisi komando strategies; 150 batalyon pasukan serbu; 200 tank perang utama
yang akan disebar di Kalimantan dan Nusa Tenggara Barat; 540 kendaraan lapis
baja yang dibuat oleh Pindad untuk batalyon infanteri mekanik; 320 kendaraan
dengan meriam; 890 meriam dan artileri howitzer; 720 misil NDL; 20 helikopter
tempur MI35; 26 helikopter transportasi MI17; 1.300 misil anti-tank; 60 misil
anti-pesawat baru; dan 700 misil strategis jenis Pindad-Lapa.
0 komentar:
Posting Komentar