CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY
PT.PERTAMINA BAGI BANGSA INDONESIA
Disusun
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Hukum Dagang
Dosen
Pengampu : Rini
Triastuti, S.H, M.Hum
Disusun
oleh :
Nama : Wiwit Nur Asih
NIM : K6410065
Semester : 3
PENDIDIKAN
KEWARGANEGARAAN
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
KATA
PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha
Esa, karena atas rahmat dan karunia yang telah diberikan, penulis dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “CORPORATE SOCIAL
RESPONSIBILITY PERTAMINA BAGI BANGSA INDONESIA”. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Hukum
Dagang.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak menerima
bantuan, arahan, dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis
mengucapkan terima kasih kepada :
1.
Rini Triastuti, S.H, M.Hum, selaku dosen pembimbing.
2.
Teman-teman
di Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan.
3.
Semua
pihak yang secara langsung maupun tidak langsung yang telah membantu penulis
dalam menulis makalah
ini.
Demikianlah makalah yang telah penulis susun. Jika ada kesalahan penyusunan kata dan makna, saya selaku penulis memohon maaf. Penulis mengharap kritik dan saran dari pembaca demi perbaikan isi makalah ini.
Terima kasih.
Surakarta, 3 November 2011
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang masalah
CSR
kepanjangan dari Corporate
Social Responsibility ini merupakan komitmen pelaku dunia usaha
untuk memiliki peran dan fungsi terhadap pengengembangan dan pemberdayaan
masyarakat sekitar bisnisnya. Dengan kata lain CSR merupakan upaya
sungguh-sungguh entitas bisnis untuk meminimumkan dampak negatif dan
memaksimumkan dampak positif operasi perusahaan terhadap seluruh pemangku
kepentingan dalam bidang ekonomi, sosial dan lingkungan untuk mencapai tujuan
pembangunan berkelanjutan.
Dengan
demikian, perusahaan seharusnya mengetahui secara mendetail dampak operasinya
terhadap semua pemangku kepentingannya dan seluruh regulasi pemerintah yang
relevan sebagai batas kinerja minimum, dan berupaya sedapat mungkin untuk
melampauinya berlandaskan norma etika berlomba menjadi yang terbaik.
Di Indonesia, praktik CSR belum menjadi perilaku
umum, karena banyak perusahaan yang menganggap sebagai cost center. Namun, di
era informasi dan teknologi serta desakan globalisasi, tuntutan menjalankan CSR
semakin besar. Selain itu, pelaksanaan CSR merupakan bagian dari good corporate governance (GCG), yakni
fairness, transparan, akuntabilitas, dan responsibilitas, termasuk tanggung
jawab terhadap lingkungan fisik dan sosial, yang mestinya didorong melalui
pendekatan etika pelaku ekonomi. Oleh karena itu, di dalam praktik, penerapan
CSR selalu disesuaikan dengan kemampuan perusahaan dan kebutuhan masyarakat.
Idealnya terlebih dahulu dirumuskan bersama tiga pilar yakni dunia usaha,
pemerintah, dan masyarakat, dan kemudian dilaksanakan sendiri oleh perusahaan.
Sebagai
perusahaan milik negara, PT.Pertamina yang bergerak di bidang pengelolaan
minyak dan saat ini perkembangannya sudah sangat besar. Menurut pasal 74 ayat 1
UU PT no.40 tahun 2007 bahwa PT (Perseroan Terbatas) yang menjalankan usaha di
bidang dan/atau bersangkutan dengan sumber daya alam wajib menjalankan tanggung
jawab social dan lingkungan. Lalu
bagaimanakah sikap Pertamina dalam menjalankan Corporate Social Responsibility (CSR)? Masalah ini yang membuat penulis tertarik untuk mengkaji
lebih lanjut dalam makalah yang berjudul “CORPORATE SOCIAL
RESPONSIBILITY PT.PERTAMINA BAGI BANGSA INDONESIA”.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana tanggung jawab social
Pertamina terhadap lingkungan?
2. Bagaimanakah peran pemerintah
terhadap Corporate Social Responsibility (CSR) Pertamina?
C. Tujuan
1. Untuk mendeskripsikan bagaimana
tanggung jawab social Pertamina terhadap lingkungan.
2. Untuk mendeskripsikan bagaimana
peran pemerintah terhadap Corporate Social responsibility (CSR) Pertamina.
BAB II
ISI
A.
Selayang Pandang tentang Pertamina
PT Pertamina (Persero)
(dahulu bernama Perusahaan Pertambangan
Minyak dan Gas Bumi Negara) adalah sebuah BUMN yang bertugas
mengelola penambangan
minyak
dan gas bumi
di Indonesia.[1]
Pertamina adalah hasil gabungan dari
perusahaan Pertamin dengan Permina
yang didirikan pada tanggal 10 Desember 1957. Penggabungan ini
terjadi pada 1968.
Direktur utama (Dirut) yang menjabat saat ini adalah Karen Agustiawan yang
dilantik oleh Menneg BUMN Syofan Djalil pada 5 Februari
2009 menggantikan Dirut
yang lama Ari Hernanto Soemarno. Kegiatan
Pertamina dalam menyelenggarakan usaha di bidang energi dan petrokimia,
terbagi ke dalam sektor Hulu dan Hilir, serta ditunjang oleh kegiatan anak-anak
perusahaan dan perusahaan patungan.
1.
Pertamina Hulu
Kegiatan usaha Pertamina
Hulu meliputi eksplorasi dan produksi minyak,
gas,
dan panas bumi.
Untuk kegiatan eksplorasi dan produksi minyak dan gas dilakukan di beberapa
wilayah Indonesia maupun di luar negeri. Pengusahaan di dalam negeri dikerjakan
oleh PERTAMINA Hulu dan melalui kerjasama dengan mitra sedangkan untuk
pengusahaan di luar negeri dilakukan melalui aliansi strategis bersama dengan
mitra. Berbeda dengan kegiatan usaha di bidang minyak dan gas bumi, kegiatan
eksplorasi dan produksi panas bumi masih dilakukan di dalam negeri. Untuk
mendukung kegiatan intinya, PERTAMINA Hulu juga memiliki usaha di bidang
pemboran minyak dan gas.
a. PT Pertamina EP
Sebagai tindak
lanjut dari UU Migas No. 22 tahun 2001, pada tanggal 13 September
2005 dibentuk PT Pertamina EP yang merupakan anak
perusahaan PT PERTAMINA (PERSERO) yang bergerak di sektor hulu minyak dan gas
untuk mengelola Wilayah Kuasa Pertambangan (WKP) PERTAMINA kecuali untuk Blok
Cepu dan Blok Randu Gunting. Kegiatan eksplorasi ditujukan untuk mendapatkan penemuan
cadangan migas baru sebagai
pengganti hidrokarbon yang telah diproduksikan. Upaya ini dilakukan untuk
menjaga agar kesinambungan produksi migas dapat terus dipertahankan. Pengusahaan
minyak dan gas melalui operasi sendiri dilakukan di 7 (tujuh) Daerah Operasi
Hulu (DOH). Ketujuh daerah operasi tersebut adalah DOH Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) Sumatra
Bagian Utara yang berpusat di Rantau, DOH Sumatra Bagian Tengah berpusat di Jambi, DOH Sumatra Bagian
Selatan berpusat di Prabumulih, DOH Jawa Bagian Barat berpusat di Cirebon,
DOH Jawa Bagian Timur berpusat di Cepu, DOH Kalimantan berpusat di Balikpapan,
dan DOH Papua berpusat di Sorong.
b. Perusahaan patungan
Aktivitas
eksplorasi dan produksi dilakukan melalui operasi sendiri dan konsep kemitraan
dengan pihak ketiga. Pola kemitraan dalam bidang minyak dan gas berupa JOB-EOR
(Joint Operating Body for Enhanced Oil Recovery), JOB-PSC (Joint Operating Body
for Production Sharing Contract), TAC (Technical Assistance Contract), BOB
(Badan Operasi Bersama), penyertaan berupa IP (Indonesian Participation) dan
PPI (Pertamina Participating Interest), serta proyek pinjaman; sedangkan
pengusahaan panasbumi berbentuk JOC (Joint Operating Contract). Sampai akhir
tahun 2004 jumlah kontrak pengusahaan migas bersama dengan mitra sebanyak 92
kontrak yang terdiri dari 6 JOB-ER, 15 JOB-PSC, 44 TAC, 27 IP/PPI (termasuk
BOB-CPP) dan 5 proyek loan. Sedangkan untuk bidang panas bumi terdapat 8 JOC. Saat ini DOH
yang dulu digabung menjadi 3 region, yaitu Region Sumatera berusat di
Prabumulih: Region Jawa di Cirebon dan Region KTI (Kawasan Timur Indonesia)
dengan pusatnya di Balikpapan.
c. Panas bumi
Pengusahaan
bidang panas bumi dilakukan di 3 (tiga) area panas bumi dengan total kapasitas
terpasang sebesar 162 MW. Ketiga Area Panas Bumi tersebut adalah Area Sibayak
(2 MW) di Sumatra Utara, Kamojang (140 MW) di Jawa Barat
dan Lahendong (20 MW) di Sulawesi
Utara.
d.
Pengembangan usaha
Dalam hal
pengembangan usaha, Pertamina telah mulai mengembangkan usahanya baik di dalam
dan luar negeri melalui aliansi strategis dengan mitra. Pertamina juga memiliki
usaha yang prospektif di bidang jasa pemboran minyak dan gas melalui Pertamina
Drilling Service (PDS) yang memiliki 26 unit rig pemboran serta anak
perusahaan PT Usayana yang memiliki 7
rig pemboran. Dalam kegiatan transmisi gas, Pertamina memiliki jaringan pipa
gas dengan panjang total 3800 km dan 64 stasiun kompresor.
2.
Pertamina Hilir
Kegiatan usaha PERTAMINA Hilir meliputi pengolahan, pemasaran
dan niaga dan perkapalan serta distribusi produk Hilir baik di dalam maupun
keluar negeri yang berasal dari kilang PERTAMINA maupun impor yang didukung
oleh sarana transportasi darat dan laut. Usaha hilir merupakan integrasi Usaha
Pengolahan, Usaha Pemasaran, Usaha Niaga, dan Usaha Perkapalan. Usaha pengolahan dibagi dua,
yaitu:
a. Kilang minyak
Bidang
Pengolahan mempunyai 7 unit kilang dengan kapasitas
total 1.041,20 Ribu Barrel. Beberapa kilang minyak terintegrasi dengan kilang
Petrokimia dan memproduksi NBBM. Ketujuh Kilang minyak tersebut terdiri dari :
·Unit
Pengolahan I di Pangkalan
Brandan - Sumatera Utara (ditutup pada Januari 2007)
·Unit
Pengolahan II di Dumai - Riau
·Unit
Pengolahan VII di Sorong - Papua
b.
Kilang LNG
Disamping kilang minyak, PERTAMINA
Hilir mempunyai kilang LNG di Arun dan di Bontang. Kilang LNG Arun dengan 6 train dan LNG Badak di
Bontang dengan 8 train. Kapasitas LNG Arun sebesar 12,5 Juta Ton sedangkan LNG
Badak 18,5 Juta Ton per tahun. Beberapa Kilang
tersebut juga menghasilkan LPG, seperti di Pangkalan
Brandan, Dumai,
Musi, Cilacap,
Balikpapan,
Balongan, dan Mundu. Kilang Cilacap
adalah satu-satunya penghasil lube base oil dengan grade
HVI- 60, HVI — 95, HVI -160 S dan HVI — 650. Produksi lube base ini disalurkan
ke Lube Oil Blending Plant (LOBP) untuk diproduksi menjadi produk pelumas dan
kelebihannya diekspor.
c.
Produk
Bahan Bakar Minyak :
·
BioPremium, Premium,
·
Kerosine
Pelumas :
·
Fastron adalah minyak
lumas mesin kendaraan dengan bahan dasar semi synthetic
·
Prima XP SAE
20W - 50 adalah pelumas produksi Pertamina untuk mesin bensin
·
Mesran Super
SAE 20W-50 adalah pelumas mesin bensin
·
Mesrania 2T
Super-X adalah pelumas mesin bensin dua langkah yang
berpendingin air seperti mesin tempel atau speed boat. Pelumas ini diproduksi
oleh Pertamina. Juga cocok untuk penggunaan pada motor tempel yang lebih kecil
dan mesin ketam, mesin gergaji, bajaj dan bemo.
·
2T Enviro merupakan pelumas
kendaraan
2 Tak dengan bahan bakar bensin juga pelumas semi sintetis
yang dibuat dari bahan dasar pelumas mineral
ditambah bahan dasar pelumas sintetis Poly Isobutylene.
Direkomendasikan untuk digunakan pada mesin kendaraan 2 Tak berbahan bakar
bensin dengan pendingin udara. Kendaraan-kendaran 2 Tak buatan Jepang seperti Kawasaki,
Yamaha,
Suzuki,
Honda
dan Vespa,
dapat juga digunakan untuk mesin gergaji (chain saw) dan mesin potong rumput.
·
Enduro 4T
·
Meditran
·
Rored
- Petrokimia : Pure Teraphithalic Acid (PTA), Paraxyline, Benzene, Propyline, Sulfur
B.
Corporate Social Responsibility
(CSR) Pertamina
PT Pertamina (Persero) sudah banyak dan cukup lama
melaksanakan berbagai program CSR, seperti penghijauan, sumbangan-sumbangan kepada
korban gempa, sumbangan kepada para penyandang cacat, kesehatan, dan dalam
bentuk pendidikan.
Corporate Social Responsibility dalam bidang pendidikan
memiliki tema "Cerdas bersama Pertamina". Program ini memiliki 2
pilar utama, yaitu peningkatan mutu dan akses pendidikan. Adapun
kegiatan-kegiatannya adalah sebagai berikut:
Pembangunan/Rehabilitasi Sekolah dan Universitas
Pertamina
telah berkontribusi lewat pembangunan dan rehabilitasi sarana pendidikan dari
tingkat SD hingga SLTA yang berada di sekitar kegiatan Pertamina maupun
Perguruan Tinggi Negeri di seluruh Indonesia. Kegiatan ini merupakan suatu
kerjasama yang dilakukan dengan institusi pendidikan maupun instansi pemerintah
sebagai Strategic Partner dalam mengembangkan kegiatan CSR Pertamina.
Bentuk peningkatan mutu yang dilakukan meliputi pembangunan auditorium, sarana
olah raga beserta perlengkapannya, penyediaan sarana teknologi berupa komputer,
renovasi perpustakaan, pembangunan Green House hingga renovasi 70 SD di
wilayah Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur dan Makasar bekerja sama dengan
KOSTRAD. Pada tahun 2008 bentuk kontribusi Pertamina telah dirasakan oleh perguruan
tinggi seperti Universitas Indonesia, Institut Teknologi Bandung, Institut
Pertanian Bogor, Universitas Diponegoro, Univesitas Sriwijaya, Institut
Teknologi Surabaya, Universitas Brawijaya, Univeristas Andalas, Universitas
Hasanudin, SMA Taruna Nusantara, SD Bendungan Hilir Jakarta, dan SMKN 1 Plered
di Bantul. Salah satu strategic partner dalam melakukan kegiatan CSR
saat ini.
Beasiswa Pendidikan
Dalam
meningkatkan akses pendidikan Pertamina juga telah memberikan beasiswa kepada
lebih dari 2200 siswa kurang mampu dari tingkat SD sampai dengan SLTA dan lebih
dari 100 mahasiswa Perguruan Tinggi. Selain pendidikan formal, Pertamina juga
memberikan bantuan pendidikan ketrampilan kepada lebih dari 2000 orang
anak-anak putus sekolah dan turut mendukung program Education for All
(EFA) untuk pendidikan kepada tuna netra.
Taman Pintar Yogyakarta
Kegiatan
dalam bidang pendidikan ini bertujuan untuk memberikan edukasi terhadap
siswa-siswi SD hingga Pergururan Tinggi di wilayah Yogyakarta untuk mengenal
lebih jauh Pertamina dilihat dari sisi ilmu pengetahuan dan teknologi,dalam
program tersebut Pertamina menghadirkan maket kegiatan bisnis pertamina mulai
dari hulu sampai ke hilir. Pada stand Pertamina tersebut juga terdapat alat
peraga intraktif untuk siswa-siswi belajar lebih jauh mengenai teknologi
perminyakan.
Olimpiade Sains Nasional (OSN)
Lewat
kegiatan ini Pertamina mencoba hadir di tengah-tengah mahasiswa agar mereka
dapat merasakan bahwa generasi muda merupakan tulang punggung bangsa. Kegiatan
yang menguji kemampuan mahasiswa dalam bidang fisika, kima, matematika ini
mendapatkan sambutan hangat oleh mahasiswa ditanah air, hal ini dapat dilihat
dari jumlah peserta yang mencapai hampir 5000 mahasiswa di seluruh Indonesia.
Selain di bidang pendidikan, CSR
juga peduli akan lingkungan. Salah satu program CSR yaitu Coastal Clean Up dan Program Bina Lingkungan[2].
Coastal Clean
Up
Pertamina mengadakan program Corporate Social
Responsibility (CSR) berupa Coastal Clean Up di Pantai Teluk Penyu, yang berada
di wilayah kerja Unit Pengolahan (UP) IV pada Jumat (8/9). Kegiatan ini
dilakukan 700 relawan, terdiri atas pekerja UP IV, masyarakat setempat, serta
pegawai di lingkungan Kabupaten Cilacap. Kegiatan Coastal Clean Up dilakukan
dalam bentuk membersihkan pantai dan penanaman penghijauan di wilayah tersebut.
Hadir dalam acara Coastal Clean Up Deputi Direktur Pengolahan Edi Setianto,
Manajer Pemerintahan dan Kelembagaan Hupmas Korporat Djauhari Kunsetianto,
Asisten Manajer CSR Hupmas Korporat Ifki Sukarya. Sedangkan dari unsur
Pemerintah hadir Deputi Bidang Peningkatan Konservasi Sumberdaya Alam dan
Pengendalian Kerusakan Lingkungan Kementerian Negara Lingkungan Hidup
Masnellyarti Hilman, Bupati Cilacap Probo Yulastoro, beserta undangan lain.
Kegiatan ini merupakan Costal Clean Up kedua kalinya yang dilaksanakan
Pertamina tahun 2006. Sebelumnya, 25 Juni 2006, UP V Balikpapan melakukan
program yang sama, bertepatan dengan Hari Lingkungan Hidup, bekerjasama dengan
Pemda wilayah Kalimantan Timur. Menurut Deputi Direktur Pengolahan Edi Setianto
Coastal Clean Up dan penghijauan lingkungan pada dasarnya merupakan program
corporate social responsibility (CSR) Pertamina di bidang lingkungan, yang
bertujuan untuk meningkatkan kualitas lingkungan di sekitar wilayah operasi
perusahaan. Selain itu CSR dilaksanakan juga di bidang lainnya yaitu
pendidikan, kesehatan, dan pemberdayaan ekonomi masyarakat. Selain itu, menurut
Edi Setianto, Coastal Clean Up juga berkaitan dengan program badan dunia,
United Nations Environment Programme (UNEP), di mana badan tersebut melakukan
aksi clean up the world.
Dalam
rangka mencapai tujuan tersebut, Pertamina mencanangkan kegiatan-kegiatan yang
memokuskan pada pelestarian lingkungan dengan tema Pertamina Peduli Lingkungan
yang kegiatannya dilakukan di seluruh unit operasi Pertamina. GM UP IV Cilacap
Agus S. Djailani menjelaskan, bahwa dilihat dari sejarah keberadaan Pantai
Teluk Penyu ini memiliki hubungan yang erat dengan Pertamina, khususnya wilayah
kerja UP IV di era 70-an. Saat ini Teluk Penyu telah menjadi salah satu obyek
wisata pantai yang dikunjungi tidak hanya oleh wisatawan domestik tetapi juga
wisatawan dari manca negara.
Kegiatan
penghijauan yang dilakukan berupa penanaman 1.000 pohon ketapang dan 50 pohon
sadang yang habitatnya sangat cocok tumbuh di wilayah Pantai Teluk Penyu.
Penghijauan dilakukan untuk mengantisipasi abrasi, sebagai peneduh, dan
memperindah lingkungan. Dalam kegiatan pembersihan pantai dari berbagai serakan
sampah, jumlah kantong palastik (polybag) yang terisi sampah sebanyak 600
kantong. Sedangkan jumlah sampah yang terkumpul seberat 1.970 kilogram, dan
total area yang dibersihkan seluas 1,5 kilometer.
Ada
tiga keuntungan yang diharapkan dengan melakukan kegiatan costal clean up dan
penghijauan lingkungan di sekitar pantai. Pertama, semakin banyaknya wisatawan
yang datang ke wilayah ini. Kedua, terdapat multiplier effect, yaitu semakin
terbukanya kesempatan yang lebih luas bagi masyarakat untuk berdagang, sehingga
menjadi katalisator bagi pertumbuhan ekonomi masyarakat setempat. Dan ketiga,
dengan adanya wisatawan dapat menambah pendapatan daerah dari sektor
pariwisata.
Program Bina
Lingkungan
PT PERTAMINA (PERSERO) melalui Program Bina
Lingkungan mulai 1 Januari 2004 yang lalu telah memiliki komitmen untuk
memberikan bantuan sebesar Rp. 12,3 miliar kepada masyarakat. Sebagian dana
bantuan tersebut sebesar Rp. 8,9 miliar telah diserahkan untuk bantuan bidang
pendidikan, kesehatan, keagamaan dan korban bencana alam. Sedangkan sisanya
diberikan pada saat acara Corporate Social Resposibility (CSR) Day PT PERTAMINA
(PERSERO). Penyerahan bantuan tersebut antara lain adalah bantuan untuk Palang
Merah Indonesia (PMI) Pusat sebesar Rp 1,2 miliar merupakan bantuan beasiswa
bagi 60 orang siswa disekitar kegiatan operasional Pertamina yang diterima
dalam program D1 Tenaga Ahli Transfusi Darah untuk satu tahun pendidikan.
Bantuan ini diserahkan oleh Direktur Utama PT PERTAMINA (PERSERO) Ariffi Nawawi
kepada Ketua Umum PMI Pusat Marie Muhammad. Acara CSR Day yang dilakukan oleh
Pertamina merupakan hari pencanangan program CSR PT PERTAMINA (PERSERO) sebagai
bentuk kepedulian dan tanggung jawab perusahaan terhadap masyarakat. Program
yang dicanangkan terbagi dalam beberapa bidang seperti untuk bidang pendidikan
dengan tema Cerdas Bersama Pertamina
meliputi bantuan beasiswa, rumah baca, international scientific contest dan
Pertamina Youth Program. Bidang kesehatan dengan tema Pertamina Sehati
(Pertamina untuk Kesehatan Anak & Ibu) meliputi Posyandu binaan, pelatihan
bidan dan dukun anak, serta peningkatan gizi anak & ibu. Program dibidang
kesehatan ini sebagai upaya Pertamina mendukung program pemerintah menuju
Indonesia Sehat 2010.
Selain
di bidang lingkungan, Pertamina juga merambah ke bidang kesehatan, yaitu dengan
adanya program “Bright With Pertamina”. Program bright with Pertamina
adalah pemberian bantuan kaca mata gratis bagi para siswa tingkat SD dan SMP di
seluruh Indonesia. Program ini memberikan pemeriksaan mata gratis dan
membagikan kaca mata kepada 11 ribu siswa SD dan SMP yang tersebar di Sumatra
Selatan, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur dan Sulawesi Selatan.
Memasuki
tahun 2011, Pertamina akan memperbesar porsi program lingkungan sehubungan
dengan anjuran yang diterapkan di seluruh dunia. Selain itu, program CSR terintregrasi
melalui pembangunan desa binaan yang sudah mulai diterapkan di 2010 akan
semakin digencarkan tahun ini. Selama 2010, desa binaan yang dibangun Pertamina
sudah terdapat di empat lokasi yakni Cepu, Semarang, Boyolali, dan Tegal,
dengan alokasi anggaran masing-masing desa sebesar Rp1 miliar. Di sini, mereka
melakukan pemberdayaan masyarakat desa melalui program lingkungan, pendidikan,
kesehatan maupun infrastruktur. Persyaratannya adalah bahwa di desa tersebut
harus ada industri rumah tangga yang nanti produknya dapat dipasarkan ke
swalayan.
C.
Peran Pemerintah
Peran pemerintah yang terkait dengan CSR meliputi
pengembangan kebijakan yang menyehatkan pasar, keikutsertaan sumber daya,
dukungan politik bagi pelaku CSR, menciptakan insentif dan peningkatan kemampuan
organisasi. Untuk Indonesia, bisa dibayangkan, pelaksanaan CSR membutuhkan
dukungan pemerintah daerah, kepastian hukum, dan jaminan ketertiban sosial.
Pemerintah dapat mengambil peran penting tanpa harus
melakukan regulasi di tengah situasi hukum dan politik saat ini. Di tengah
persoalan kemiskinan dan keterbelakangan yang dialami Indonesia, pemerintah
harus berperan sebagai koordinator penanganan krisis melalui CSR. Pemerintah
bisa menetapkan bidang-bidang penanganan yang menjadi fokus, dengan masukan
pihak yang kompeten.
Setelah itu, pemerintah memfasilitasi, mendukung, dan
memberi penghargaan pada kalangan bisnis yang mau terlibat dalam upaya besar
ini. Pemerintah juga dapat mengawasi proses interaksi antara pelaku bisnis dan
kelompok-kelompok lain agar terjadi proses interaksi yang lebih adil dan
menghindarkan proses manipulasi atau pengancaman satu pihak terhadap yang lain.
Peran terakhir ini amat diperlukan, terutama di daerah. Semacam perubahan
orientasi dan peningkatan kapasitas pemerintah daerah juga diperlukan.
Dengan demikian, sungguh banyak peran yang lebih tepat bagi
pemerintah daripada mengambil tindakan mengambil uang dari pelaku usaha.
Tindakan ini mungkin populer, tetapi akibatnya bisa amat merugikan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
PT Pertamina (Persero) sudah banyak dan cukup lama melaksanakan berbagai program CSR, seperti penghijauan, sumbangan-sumbangan kepada korban gempa, sumbangan kepada para penyandang cacat, kesehatan, dan dalam bentuk pendidikan. Beberapa program dalam bidang lingkungan yaitu Coastal Clean Up, Program Bina Lingkungan, dan Desa Binaan. Selain itu, CSR PT Pertamina juga merambah ke dunia kesehatan, salah satu programnya yaitu Bright With Pertamina dan masih banyak lagi program-program lainnya,
Peran
pemerintah yang terkait dengan Corporate
Social Responsibility meliputi pengembangan kebijakan yang menyehatkan
pasar, keikutsertaan sumber daya, dukungan politik bagi pelaku Corporate Social Responsibility, menciptakan
insentif dan peningkatan kemampuan organisasi bagi PT Pertamina.
B. Saran
Pemerintah harus sungguh-sungguh mengawasi proses tanggung jawab social atau Corporate Social Responsibility antara perusahaan dan masyarakat agar terjadi proses interaksi yang lebih adil sehingga dapat membantu menyejahterakan bangsa Indonesia.
PT.Pertamina dapat lebih menyejahterakan
taraf kehidupan bangsa Indonesia dengan program-program yang baru.
DAFTAR
PUSTAKA
Nursoleh.
2011. “CSR dan Pemberdayaan Masyarakat”. http://stieonline.blogspot.com/2011/07/csr-dan-pemberdayaan-masyarakat.html.
(Diakses tanggal 1 November 2011)
Meuthia
Ganie Rochman. 2008. “Meregulasi Gagasan CSR”. http://www.madani-ri.com/2008/01/25/meregulasi-gagasan-csr/.
(Diakses tanggal 1 November 2011)
. “CSR
Pertamina Perduli Pendidikan”.
http://waspada.co.id/index.php?option=com_content&view=article&id=79439:csr-pertamina-peduli-pendidikan&catid=14&Itemid=27
(diakses tanggal 1
November 2011).
. “Corporate
Social Responsibility”. http://coretanimtihan.blogspot.com/2009/12/corporate-social-responsibility-csr.html
(diakses tanggal 1 November 2011).
. “Corporate
Social Responsibility”. (http://www.kba.averroes.or.id/artikel-bisnis/csr-corporate-social-responsibilty.html
(diakses tanggal 1
November 2011).
. “Peran
Pemerintah dalam Membangun Citra Perusahaan Melalui Program CSR”. http://ruangdosen.wordpress.com/2009/01/15/peran-pr-dalam-membangun-citra-perusahaan-melalui-program-csr/
(diakses tanggal 1
November 2011).
0 komentar:
Posting Komentar