Senin, 25 Maret 2013

PENGEMBANGAN PASAR KLEWER SEBAGAI UPAYA PEMERINTAH DAERAH UNTUK PENINGKATAN PEREKONOMIAN RAKYAT DI SURAKARTA



BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Pembangunan daerah merupakan suatu proses dimana pemerintah daerah dan masyarakatnya mengelola sumber daya yang ada untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Tujuan dari pembangunan daerah itu adalah untuk memberdayakan masyarakat agar bebas dari kemiskinan, menciptakan atau menambah lapangan kerja, meningkatkan pendapatan masyarakat, dan mempertahankan serta menjaga kelestarian sumber daya alam agar bermanfaat bagi generasi sekarang dan masa depan. Dalam melakukan pembangunan daerah itu diperlukan suatu perencanaan yang wajib dikaji terlebih dahulu oleh setiap daerah yang akan merealisasikan pembangunan daerah. Sebagaimana dilakukan oleh Pemerintah Daerah Kota Surakarta yang akan mengembangkan Pasar Klewer baik secara keadaan fisik (bangunan) maupun aturan-aturan yang menjadi payung hukum demi keberlangsungannya. Selain itu, Pasar Klewer lebih difokuskan sebagai tempat pariwisata belanja. Hal ini diharapkan dapat menambah pendapatan daerah Surakarta.
Sayangnya untuk melaksanakan pembangunan dan penataan Pasar Klewer tidak mudah. Proses pembangunan dan penataan pasar menyangkut kepentingan orang banyak. Selain pedagang atau pemilik kios di Pasar Klewer, ada pedagang kaki lima (PKL) yang jumlahnya semakin hari semakin meningkat. Sekarang ini jumlah PKL yang berada di seputaran Pasar Klewer sekitar 800 orang. Sebab itu pemkot harus melakukan pendekatan-pendekatan terhadap mereka. Salah satu konsep yang dibuat Pemkot adalah menampakkan karakter pasar dari sisi bangunan serta tetap mempertahankannya sebagai salah satu ikon Solo. Lahan parkir yang selama ini terkesan semrawut akan ditata dengan perpakiran di lantai atas. (http://www.surakarta.go.id/news/revitalisasi.pasar.klewer.html)
Oleh karena itu, penulis tertarik untuk mengupas lebih jauh mengenai bagaimana peran pemerintah dalam pengembangan Pasar Klewer untuk meningkatkan pendapatan daerah dalam makalah yang berjudul  Pengembangan Pasar Klewer Sebagai Upaya Pemerintah Daerah untuk Peningkatan Perekonomian Rakyat di Surakarta”.

B. Rumusan Masalah
1.      Bagaimanakah analisis pengembangan Pasar Klewer sebagai salah satu pasar tradisional di Surakarta?
2.       Apa sajakah manfaat Pasar Klewer?
3.      Bagaimana upaya Pemerintah Daerah Surakarta dalam mengembangkan Pasar Klewer untuk meningkatkan perekonomian rakyat?
C. Tujuan
1.      Untuk mendeskripsikan bagaimanakah analisis pengembangan Pasar Klewer sebagai salah satu pasar tradisional di Surakarta.
2.      Untuk mendeskripsikan apa sajakah manfaat Pasar Klewer.
3.      Untuk mendeskripsikan bagaimana upaya Pemerintah Daerah Surakarta dalam mengembangkan Pasar Klewer untuk meningkatkan perekonomian rakyat.



BAB II
PERMASALAHAN
Pasar Klewer telah menjadi icon Kota Surakarta di mata masyarakat Surakarta dan sekitarnya. Sejalan dengan perkembangan zaman, pasar Klewer telah menjadi pasar konveksi tekstil batik terbesar di Jawa Tengah hingga Asia Tenggara. Berkebalikan dengan kemajuan nama Pasar Klewer, keadaan pusat batik ini justru tidak sebanding dengan keagungan namanya. Keadaan jalan yang macet, sempit, dan becek serta keadaan pasar yang gelap (kurang penerangan), panas, dan sumpek tidak mencerminkan besarnya pendapatan yang diterima masyarakat dan pemerintah daerah dari aktivitas di pasar tersebut. Keadaan yang seperti itu membuat tidak nyaman para pedagang dan pembeli. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Komite Pedagang Pasar Klewer (KPPK) bahwa Pasar Klewer selama ini telah dililit persoalan yang sangat rumit. Mulai lalu lintas yang macet, pedagang kumuh, sumpek, rawan keamanan, kenyamanan, dan juga kondisi bangunan yang sudah tak representatif.(http://www.koran-o.com/2012/utama-2/bakul-klewer-pecah-8101). Selain itu, Kepala Dinas Pasar (DPP), Subagyo juga memberi tanggapan tentang keadaan Pasar Klewer. Menurutnya, kondisi Pasar Klewer saat ini sumpek dan ruwet. Sarana pokok dan pendukungnya pun sudah banyak yang kurang memadai bahkan ada yang tidak sesuai dengan Perda No 1/2010 tentang Pengelolaan dan Perlindungan Pasar Tradisional, misalnya tempat parkir.
Oleh karena itu, pemerintah daerah Surakarta berencana untuk mengembangkan Pasar Klewer dengan cara merevitalisasinya. Sehingga dapat lebih menarik pengunjung yang datang ke Pasar Klewer. Apabila maka pendapatan pedagang yang merupakan penduduk Solo itu pun akan meningkat.
BAB III
PEMBAHASAN
A.    Gambaran Umum Pasar Klewer
A.1. Sejarah Pasar Klewer
Pasar Klewer dirintis sejak jaman penjajahan Jepang, dimana kehidupan warga Surakarta banyak mengalami kesulitan. Berawal dari kehidupan yang serba sulit ini kemudian sejumlah orang berinisiatif untuk berjualan pakaian dan kain. Waktu itu lokasinya terletak disebelah timur pasar Legi atau kawasan kantor air minum dan pasar Burung. Sejarah pasar Klewer sebagai pasar batik terbesar di tanah air yaitu Pasar Klewer dirintis sejak jaman penjajahan Jepang, dimana kehidupan warga Surakarta banyak mengalami kesulitan. Berawal dari kehidupan yang serba sulit ini kemudian sejumlah orang berinisiatif untuk berjualan pakaian dan kain.
Sejumlah orang ini menjajakan pakaian dan kain dengan cara menggantungkannya dipundak, dan berjalan hilir mudik dilingkungan tersebut, yang tentu saja barang dagangannya menjuntai kebawah tidak beraturan atau istilah orang jawa “kleweran”. Berhubung komunitas tersebut belum punya nama, maka disebutlah pasar Klewer. Pemerintah saat itu menilai bahwa lokasi seputar pasar Klewer jorok dan kotor, maka lokasi pasar dipindah disebelah selatan Masjid Agung, atau disebelah barat gapura Kraton Kasunanan Surakarta, menyatu dengan pasar Slompretan yang sudah ada sebelumnya. Sekitar tahun 1957-1958 pasar Klewer diperluas ke barat, dengan memindahkan pasar sepeda ke alun-alun selatan dan pasar burung dipindah ke Widuran, karena lokasi ini akan digunakan untuk berjualan tenun dan batik. Pada tahun1969 kondisi pasar sudah tidak memenuhi persyaratan ekonomis, kesehatan, dan perkembangan kemajuan pembangunan.
Pemerintah kemudian merenovasi pasar hingga mencapai bentuk seperti yang sekarang ini, dengan pelaksana PT. Sahid yang bermitra dengan Bank Bumi Daya. Peresmiannya dilakukan oleh Presiden Soeharto pada 7 Juni 1971dengan nama tetap Pasar Klewer.
A.2. Keadaan Sekarang di Pasar Klewer
Pasar Klewer terletak di sebelah Barat Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, dengan luas lahan 12.950m2. Jenis perdagangan yang ada di Pasar Klewer adalah kegiatan utama berupa perdagangan dengan komoditi yang paling banyak diperdagangkan adalah tekstil dan batik, dan kegiatan sekunder berupa perdagangan yang mendukung kegiatan utama dengan komoditi aksesoris pakaian, barang klontong, makanan/minuman dan buahbuahan. Sedangkan jenis kegiatan bila diukur dari jumlah transaksi adalah perdagangan grosir dan pedagang eceran. Pertumbuhan kegiatan Pasar Klewer sendiri mengalami penurunan untuk perdagangan jenis komoditi utama (batik, kain tenun/lurik) dan mengalami peningkatan untuk jenis komoditas perdagangan sekunder seperti konveksi, tekstil dan asesoris. Pergeseran jenis komoditas perdagangan ini disebabkan oleh gaya hidup berpakaian dalam masayarakat yang cenderung praktis dan berkembang secara cepat serta munculnya anggapan bahwa pakaian jenis batik dan kain tenun/lurik hanya dipakai untuk kegiatan resmi.
Keadaan Pasar Klewer sekarang ini sungguh mengenaskan. Kadang terjadi pemadaman listrik oleh PLN dari jam 09.00 WIB- 15.00 WIB sehingga ruangan dalam Pasar Klewer menjadi gelap gulita dan sumpek. Kalaupun listriknya menyala, tetap saja dikatakan kurang terang karena cahaya sinar matahari kurang masuk dalam pasar tersebut. Selain itu, kios-kios yang ada di dalam Pasar Klewer sesak dan berjejalan antar yang satu dengan yang lain sehingga jalan untuk pembeli di sela-sela kios itu menjadi amat sempit. Akses jalan untuk ke Pasar Klewer kadang di jam-jam tertentu menjadi macet karena arus kendaraan yang begitu padat sedangkan jalannya sempit dan ada yang rusak. Tempat parkir yang kurang baik, parkir sepeda motor hanya di sebuah lahan tanah yang tidak beratap dan parkir mobilnya di lapangan.
B.     Matrik Analisa SWOT Pengembangan Pasar Tradisional Surakarta

(Dikutip dari puslit2.petra.ac.id/ejournal/index.php/gem/article/.../17613/17528)
Bila dilihat dari matrik analisa SWOT, pasar tradisional di Surakarta memiliki kekuatan berupa nilai sejarah, ada cirri khas produk, dan lokasi strategis. Sedangkan kelemahan yang dimilki berupa system pengelolaan yang tidak efisien, kualitas bangunan atau lingkungan buruk, dan keamanan yang rendah. Ada tiga peluang untuk pengembangan pasar yaitu dukungan pemerintah kota, salah satu obyek wisata belanja, sinergis dengan obyek lain, dan adanya minat wisatawan. Akan tetapi persaingan dunia usaha, regulasi bea cukai, dan tigginya nilai lahan menjadi ancaman bagi perkembangannya. Dari semua hal tersebut maka, dibutuhkan empat strategi untuk mengembangakan pasar tradisional sebagai berikut ini:
1.      Strategi pertama
a.       Fasilitasi dana dan birokrasi dalam pengembangan
b.      Pelestarian nilai sejarah sebagai objek wisata
c.       Perpaduan dengan paket wisata lain
d.      Peningkatan promosi dan informasi wisata belanja
2.      Strategi kedua
a.       Memberi nilai tambah bagi pasar tradisional dengan pengendalian harga
b.      Kemudahan fasilitas ekspor-import
c.       Optimalisasi pemanfaatan lahan
3.      Strategi ketiga
a.       Pemberdayaan komunitas pasar
b.      Optimalisasi pengelolaan sebagai obyek wisata belanja
c.       Peningkatan kualitas bangunan atau lingkungan sebagai koridor wisata
d.      Menjamin keamanan bagi wisatawan
4.      Strategi keempat
a.       Pengembangan model pengelolaan dan pemasaran
b.      Pengendalian harga dan pengembangan bangunan atau lingkungan
c.       Peningkatan ketertiban pedagang guna optimalisasi lahan.
C.    Manfaat Pasar Klewer
Ada beberapa manfaat pasar klewer, yaitu:
1.      Pasar klewer menjual batik, kain tenun, kain tekstil, konveksi, aksesoris, dan jajanan pasar secara grosir maupun eceran dengan harga yang murah karena masih ada sistem tawar-menawar. Sehingga masyarakat dapat membeli secara grosir untuk dijualkan kembali ataupun membeli eceran untuk kebutuhannya sendiri dengan harga yang terjangkau.
2.      Pasar klewer menjadi tumpuan hidup bagi para pedagang, penjual makanan tradisional, kuli panggul, tukang becak, tukang parker, dan lain-lain yang mengais rezeki di Pasar Klewer.
3.      Pasar Klewer menjadi salah satu sumber peningkatan pendapatan daerah Surakarta. Salah satunya melalui retribusi pasar.
4.      Pasar Klewer menjadi icon pariwisata Kota Solo sebagaimana malioboro sebagai icon Kota Jogja. Hal ini menarik para wisatawan baik domestic maupun asing untuk mampir ke kota Solo untuk membeli oleh-oleh khas Solo di Pasar Klewer. Sebagaimana diungkapkan oleh Drs. Suharto M.Si: Ketua Asita soloraya, dosen Sekolah Tinggi Pariwisata Sahid Surakarta, anggota Badan promosi Pariwisata Surakarta bahwa “Pasar Klewer sebagai icon Kota solo”.[1]
D.    Upaya Pemerintah Daerah Surakarta terhadap Pengembangan Pasar Klewer
Upaya Pemerintah Daerah Surakarta dalam melakukan pengembangan Pasar Klewer telah dilakukan sejak diresmikan oleh Presiden Soeharto pada  tahun 1971 sebagai pusat grosir sandang terbesar di Jawa Tengah. Lokasi pasar klewer yang berdekatan dengan Keraton Kasunanan dan masih termasuk dalam lingkungan budaya keraton menjadi dasar Pemerintah Daerah Surakarta untuk mempromosikan Pasar Klewer sebagai salah satu tempat pariwisata. Selain itu, Pemda Surakarta mengeluarkan Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 1 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Perlindungan Pasar Tradisional. Dalam Perda Pengelolaan dan Perlindungan Pasar tradisional diantaranya mengatur tentang kios-kios di pasar tradisional yang tidak dapat dimonopoli oleh  pemilik modal besar. Selain itu, penempatan pedagang yang sekurang-kurangnya 70% untuk pengusaha kecil dan sebanyak-banyaknya 20% untuk pengusaha menengah besar. Dengan adanya perda ini diharapkan pasar tradisional tetap mampu bersaing dengan pasar modern yang sedang berkembang cukup pesat di Surakarta sekarang ini.
Pada tahun 2012, Pemerintah Daerah Surakarta akan merevitalisasi Pasar Klewer yang diperkirakan pembangunan pusat batik itu menelan dana 450 milyard. (http://www.surakarta.go.id/news/revitalisasi.pasar.klewer.html). Sebagaimana yang dijelaskan oleh Walikota Solo, Jokowi, Pemerintah Kota Surakarta dalam hal ini Bappeda (Badan Pembangunan Daerah) telah menyiapkan Studi Kelayakan terhadap pembangunan Pasar Klewer–Pasar batik terbesar Indonesia dengan anggaran dana sejumlah 400 juta yang bersumber dari APBD sudah disiapkan untuk pembuatan jasa konsultasi Jasa Konsultansi Penyusunan Feasibility Study Pasar. (http://www.surakarta.go.id/news/studi.kelayakan.pasar.klewer.html). Sedangkan isu mengenai penghapusan kepemilikan kios ketika revitalisasi pasar dibantah tegas oleh Walikota Solo karena tidak akan terjadi. Pemerintah Kota Solo telah menyiapkan empat titik alternatif lokasi yang akan dijadikan pasar darurat selama pembangunan pasar klewer. Lokasinya yaitu di Kawasan Benteng Vastenburg, Beteng Trade Center, sepanjang jalan Dr Rajiman, dan alun-alun selatan Keraton Surakarta. Hal ini disambut positif oleh Anggota Pasamuan Pasar Tradisional Surakarta (Papatsuta), Ahmad Fathoni. Dia mengatakan bahwa penempatan pasar darurat di jantung Kota Solo, kawasan parkir benteng Vastenburg akan mampu bersaing dengan Pusat Grosir Solo.
Hal ini dilakukan demi kenyamanan pedagang dan pengunjung, serta mempertahankan citra Pasar Klewer sebagai salah satu icon Kota Solo. (http://www.surakarta.go.id/news/ revitalisasi.pasar.klewer.html). Selain itu, tujuan revitalisasi pusat batik ini adalah untuk membuat pasar yang bagus dan layak bagi stakeholders yang ada.







BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
1.      Adanya analisis SWOT mengenai pengembangan pasar tradisional, termasuk Pasar Klewer yang memiliki beberapa keunggulan, kelemahan, peluang, ancaman, dan strategi. Salah satu keunggulan yang dimiliki Pasar Klewer adalah memiliki ciri khas produk tekstil batik sedangkan kelemahannya yaitu lingkungan yang buruk. Akan tetapi, Pasar Klewer sudah memiliki nama di hati para wisatawan bahwa Pasar Klewer itu icon Kota Solo. Salah satu ancamannya yaitu persaingan dengan mall, PGS, dan BTC.
2.      Pasar Klewer memilki empat manfaat, pertama merupakan pasar pusat batik tekstil berkualitas dan harga terjangkau sehingga masyarakat dapat mudah memperoleh barang sesuai keinginannya; kedua, sebagai tumpuan hidup banyak pedagang, kuli panggul, tukang parker, becak, dan sebagainya; ketiga, menjadi salah satu sumber pendapatan daerah Surakarta dengan adanya retribusi; keempat, sebagai icon Surakarta untuk tempat wisata belanja.
3.      Peran Pemerintah Daerah Surakarta dalam mengembangkan Pasar Klewer mulai sejak diresmikan oleh Presiden Soeharto sebagai pusat grosir sandang terbesar di Jawa Tengah. Pemda Surakarta membuat Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 1 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Perlindungan Pasar Tradisional untuk melindungi pasar tradisional. Pada tahun 2012, ada rencana revitalisasi pusat batik agar lebih baik dari sebelumnya.
B. Saran
Rencana revitalisasi Pasar Klewer hendaknya segera direalisasikan pada tahun ini. Akan tetapi, dalam pelaksanaan pembangunan dan penataan Pasar Klewer Pemerintah Kota Solo harus menyesuaikan dengan kultur masyarakat Solo itu sendiri. Selain itu, perevitalisasian itu hendaknya lebih menguatkan Pasar Klewer sebagai pusat tekstil Solo sehingga aksesibilitas, kenyamanan, dan estetik dapat dikembalikan ditengah kondisi pasar yang sudah semrawut ini.


[1] http://www.tiket24jam.com/blog/revitalisasi-pasar-klewer/

1 komentar:

aekin mengatakan...

artikel yang bagus, ijin kutip buat tugas ya

Posting Komentar