Senin, 25 Maret 2013

PEMBANGUNAN EKONOMI DAERAH



A. PENDAHULUAN
Seiring dengan perubahan zaman, pembangunan ekonomi di Indonesia berubah dari sistem sentralisasi menjadi desentralisasi yang diatur UU Nomor 22 tahun 1999 tentang Otonomi Daerah yang diperbaharui dengan UU Nomor 32 tahun 2004. Sebelum membahas lebih jauh tentang pembangunan ekonomi, kita menguraikan terlebih dahulu tentang pengertian daerah itu sendiri. Pengertian daerah ditinjau dari aspek ekonomi, yaitu:
1.      Suatu daerah dianggap sebagai ruang dimana terdapat kegiatan ekonomi  dan sifat-sifat yang sama. Kesamaan sifat tersebut antara lain dari segi pendapatan perkapita social budaya, geografisnya, dan sebagainya. Daerah yang memiliki ciri-ciri seperti ini disebut daerah homogen.
2.      Suatu daerah dianggap sebagai suatu ekonomi ruang apabila daerah tersebut dikuasai oleh satu atau beberapa pusat kegiatan ekonomi. Daerah ini disebut daerah modal.
3.      Suatu daerah adalah suatu ekonomi ruang yang berada di bawah satu administrasi tertentu seperti satu provinsi, kabupaten/kota, kecamatan, dan sebagainya, daerah ini disebut daerah administrasi.
Mengenai pengertian pembangunan, para ahli memberikan definisi yang bermacam-macam seperti halnya peren­canaan. Istilah pembangunan bisa saja diartikan berbeda oleh satu orang dengan orang lain, daerah yang satu dengan daerah lainnya, Negara satu dengan Negara lain.  Namun secara umum ada suatu kesepakatan bahwa pemba­ngunan merupakan proses untuk melakukan perubahan (Riyadi dan Deddy Supriyadi Bratakusumah, 2005).
Siagian (1994) memberikan pengertian tentang pembangunan sebagai “Suatu usaha atau rangkaian usaha pertumbuhan dan per­ubahan yang berencana dan dilakukan secara sadar oleh suatu bangsa, negara dan pemerintah, menuju modernitas dalam rangka pembinaan bangsa (nation building)”. Sedangkan Ginanjar Kartasas­mita (1994) memberikan pengertian yang lebih sederhana, yaitu sebagai “suatu proses perubahan ke arah yang lebih baik melalui upaya yang dilakukan secara terencana”.[1]
B. PEMBAGIAN EKONOMI DAERAH
Lincolin Arsyad (2000) memberikan pengertian pembangunan ekonomi daerah merupakan “ suatu proses dimana pemerintah daerah dan masyarakat mengelola sumberdaya-sumberdaya yang ada dan membentuk suatu pola kemitraan antara pemerintah daqerah dan sektor swasta untuk menciptakan suatu lapangan kerja baru dan merangsang perkembangn kegiatan ekonomi (pertumbuhan ekonomi) dalam wilayah tersebut”.
Secara umum pembangunan ekonomi daerah adalah suatu proses yang membentuk institusi-institusi baru, pembangunan industri-industri alternatif, perbaikan kapasitas tenaga kerja yang ada untuk menghasilkan produk dan jasa yang lebih baik identifikasi pasar-pasar baru, alih pengetahuan dan teknologi, serta membangun usaha-usaha baru.Pembangunan ekonomi daerah ini bertujuan untuk meningkatkan jumlah dan jenis peluang kerja bagi masyarakat daerah. Maka perlu kerjasama antara pemerintah dengan masyarakatnya disertai dengan adanya dukungan sumberdaya yang ada dalam rangka merancang dan membangun ekonomi daerah
C. TEORI PEMBANGUNAN EKONOMI DAERAH
1.      Teori Basis Ekonomi [2]
Teori ini berdasarkan pada ekspor barang (komoditas). Sasaran pengembangan teori ini adalah peningkatan laju pertumbuhan, penciptaan lapangan kerja, dan peningkatan pendapatan. Proses pengembangan kawasan adalah merespon permintaan luar negeri atau dalam negeri atau di luar nodalitas serta multiplier effect ( Geltner, 2005).
Teori ini hanya mampu memprediksi jangka pendek dan tidak mampu merespon perubahan jangka panjang. Penerapan pengembangan industri ini berorientasi ekspor dan subtitusi impor, promosi dan pengerahan industri, peningkatan efisiensi ekonomi ekspor melalui perbaikan infrastruktur Oleh karena itu, dibutuhkan  integrasi antara jenis industri, prasarana, dan perluasan industri. Dapat disusun hipotesa selain lokasi juga peranan sektoral serta LQ (Location Qoutient) sektor konstruksi perumahan real estate dalam satu kawasan.
2.      Teori Lokasi
Teori lokasi adalah suatu teori yang dikembangkan untuk memperhitungkan pola lokasi kegiatan-kegiatan ekonomi termasuk di dalamnya kegiatan industri dengan cara yang konsisten. Lokasi dalam ruang dibedakan menjadi dua yaitu:
a.    Lokasi absolut.
Lokasi absolut adalah lokasi yang berkenaan dengan posisi menurut koordinat garis lintang dan garis bujur (letak astronomis). Lokasi absolut suatu tempat dapat diamati pada peta (kelihatan).
b.    Lokasi relatif.
‘Lokasi relatif adalah lokasi suatu tempat yang bersangkutan terhadap kondisi wilayah-wilayah lain yang ada di sekitarnya.
3.      Teori Daya Tarik Industri
Teori daya tarik industri adalah model pembangunan ekonomi yang paling banyak digunakan oleh masyarakat. Teori ekonomi yang mendasarinya adalah bahwa suatu masyarakat dapat memperbaiki posisi pasarnya terhadap industri melalui pemberian subsidi dan insentif.
Faktor-faktor daya tarik industri adalah:
a.     NT tinggi per pekerja.
Ini berarti industri tersebut memiliki sumbangan yang penting, tak hanya terhadap peningkatan pendapatan masyarakat tapi juga pada pembentukan PDRB.
b.    Industri-industri ikatan.
Ini berarti perkembangan industri-industri tersebut akak menigkatkan total NT daerah, atau mengurangi ‘kebocoran ekonomi’ dan ketergantungan impor.
c.     Daya saing di masa depan.
Hal ini sangat menentukan prospek dari pengembangan industri yang bersangkutan, agar ke depannya pasar memiliki kekuatan untuk bersaing. Meningkatkan daya saing adalah dengan meningkatkan persaingan itu sendiri. Ini berarti perlakuan-perlakukan khusus harus ditinggalkan. Proteksi perlu ditiadakan segera ataupun bertahap. Pengembangan produk yang sukses adalah yang berorientasi pasar, ini berarti pemerintah daerah perlu mendorong pengusaha untuk selalu meningkatkan efisiensi teknis dan ekonomis. Peraturan perdagangan internasional harus diperkenalkan dan diterapkan. Perlu ada upaya perencanaan agar setiap pejabat pemerinah daerah mengerti peraturan-peraturan perdagangan internasional ini, untuk dapat mendorong pengusaha-pengusaha daerah menjadi pemain-pemain yang tangguh dalam perdagangan bebas, baik pada lingkup daerah, nasional maupun internasional.
d.    Spesialisasi industri.
Suatu daerah sebaiknya berspesialisasi di mana daerah tersebut unggul (teori klasik perdagangan internasional), dan dengan demikian daerah tersebut akan menikmati keuntungan dari perdagangan.
D. PERMASALAHAN DALAM PEMBANGUNAN EKONOMI DAERAH
1.    Ketimpangan Pembangunan sektor Industri
Konsentrasi kegiatan ekonomi yang tinggi di daerah tertentu merupakan salah satu faktor yang menyebabkan ketimpangan pembangunan antar daerah. Kurang berkembangnya sektor industri di luar jawa merupakan salah satu penyebab kesenjangan ekonomi antara jawa dan wilayah luar jawa. Hal ini dapat dilihat dari 2 hal yaitu: (1) ketersediaan bahan baku dan (2) letak geografis yang dekat dengan negara tetangga yang bisa menjadi potensi pasar yang besar disamping pasar domestik.
2.    Kurang Meratanya Investasi
Dalam teori pertumbuhan ekonomi Hanod-Domar dikatakan bahwa ada kolerasi positif antara tingkat investasi dengan laju pertumbuhan ekonomi, sehingga pertumbuhan dan tingkat pendapatan perkapita di daerah tersebut rendah.
Terhambatnya perkembangan investasi didaerah disebabkan beberapa faktor, diantaranya kebijakan dan birokrasi yang selama orde baru terpusat, keterbatasan infrastruktur dan sumberdaya manusiadi daerah-daerah di luar jawa.
3.    Tingkat Mobilitas Faktor Produksi yang Rendah
Kurang lancarnya mobilitas faktor produksi merupakan salah satu penyebab ketimpangan ekonomi regional. Karena perbedaan laju pertumbuhan ekonomi antar daerah membuat terjadinya perbedaan tingkat pendapatan perkapita antar daerah, dengan asumsi bahwa mekanisme pasar output dan input bebas mempengaruhi mobilitas faktor produksi antar daerah.
4.    Perbedaan Sumberdaya Alam
Kekayaan sumberdaya alam merupakan salah satu modal pembangunan ekonomi daerah. Dimana daerah yang kaya akan sumberdaya alam akan cenderung lebih maju daripada daerah yang miskin sumberdaya alam.
5.    Perbedaan demografis
Perbedaan demografis berkaitan dengan  jumlah dan pertumbuhan penduduk, tingkat kepadatan penduduk, pendidikan, kesehatan, kedisiplinan, dan etos kerja. Faktor-faktor ini yang akan mempengaruhi tingkat pembangunan dan pertumbuhan ekonomi dari sisi penawaran
6.    Kurang Lancarnya Perdagangan Antar Daerah
Tidak lancarnya intra-trade disebabkan oleh faktor transportasi daqn komunikasi, dimana hal tersebut akan mempengaruhi pertumbuhan dan pembangunan ekonomi daerah dari sisi permintaan dan penawaran


E. PERAN PEMERINTAH DALAM PEMBANGUNAN EKONOMI DAERAH
            Di sini menggunakan pendapat dari Lincolin Arsyad,(2000) yang berpendapat ada empat peran yang bisa diambil pemerintah dalam pembangunan ekonomi di daerah. Yaitu:
1.      Entrepreneur
Yaitu peran pemerintah untuk bertanggung jawab dalam menjalankan usaha bisnis untuk memperdayakan masyarakat sehingga dapat memberikan keuntungan bagi dua pihak, masyarakat dan pemerintah daerah.
2.      koordinator
peran pemerintah dalam mengkoordinasi usaha bisnis agar dapat menjaga konsisten pembangunan daerah dan nasional, sehingga terciptanya perekonomian yang bermanfaat bagi seluruh warganya.
3.      Fasilitator
Peran pemerintah untuk memberikan fasilitas melalui perbaikan lingkungan sehingga dapat mendorong kemajuan perekonomian suatu daerah.
4.      Stimulator
Peran pemerintah untuk menstabilkan dan mengembangkan dunia usaha bisnis dengan tindakan khusus seperti iklan pariwisata, pembuatan outlet sebagai bentuk pemasaran produk ukm di daerah tersebut dan lain sebagainya.
F.PARADIGMA BARU PEMBANGUNAN EKONOMI DAERAH
            Teori pembangunan saat ini dirasa kurang mampu menjelaskan kegiatan pembangunan ekonomi daerah secara keseluruhan.sehingga  perlu adanya perumusan pendekatan alternatif yang didasarkan dari konsep-konsep yang telah ada. Kerangka berfikir dalam konsep pembangunan ekonomi daerah lama tersebut adalah :
  1. Memberi kesempatan kerja
  2. Basis pembangunan terletak pada sektor ekonomi
  3. Pengalokasian aset-aset yang didasarkan pada keunggulan kooperatif aset-aset fisik.
  4. Sumberdaya pengetahuan didasarkan pada ketersediaan angkatan kerja.
Sedangkan untuk paradigma baru pembangunan ekonomi daerah didasarkan pada kemampuan perusahaan untuk mengembangkan lapangan perkerjaan sesuai dengan kondisi penduduk daerah.pembangunan di prioritaskan pada pada pembangunan lembaga-lembaga ekonomi baru dan pengalokasian aset –aset didasarkan pada keunggulan kompetitif  sesuai dengan kualitas lingkungan serta sumberdaya sebagai pembangkit pertumbuhan ekonomi daerah.
Tabel Paradigma baru pembangunan ekonomi daerah :
KOMPONEN
KONSEP LAMA
KONSEP BARU
Kesempatan Kerja
Banyak perusahaan= Banyak peluang kerja
Perusahaan harus mengembangkan pekerjaan yang sesuai dengan kondisi penduduk daerah
Basis Pembangunan
Pengembangan sektor ekonomi
Pengembangan lembaga-lembaga ekonomi baru
Aset-aset lokasi
Keunggulan Komparatif didasarkan pada aset fisik
Keunggulan kompetitif didasarkan pada kualitas lingkungan
Sumberdaya Pengetahuan
Ketersediaan Angkatan Kerja
Pengetahuan sebagai pembangkit ekonomi
Sumber Lionchin Arsyad (2000)
G.  STRATEGI PEMBANGUNAN EKONOMI DAERAH
Strategi pembangunan ekonomi adalah mengembangkan kesempatan kerja bagi penduduk yang ada sekarang dan upaya untuk mencapai stabilitas ekonomi, serta mengembangkan basis ekonomi dan kesempatan kerja yang beragam. Pembangunan ekonomi dikatakan berhasil jika mampu memenuhi kebutuhan dunia usaha.
Menurut lincolin Arsyad (2000) ada 4 strategi pembangunan ekonomi daerah, yaitu :
1.      Strategi pengembangan fisik (locality or physical development strategy)
Tujuan strategi ini adalah untuk menciptakan identitas daerah kota, memperbaiki pesona atau kualitas hidup masyarakat dan memperbaiki daya tarik pusat kota dalam upaya memperbaiki dunia usaha daerah. Untuk mencapainya maka diperlukan alat-alat pendukung yaitu Pembuatan bank tanah, Pengendalian perencanaan dan pembangunan, Penataan kota, Pengaturan tata ruang, Penyediaan perumahan dan pemukiman yang baik, dan Penyediaan infrastruktur.
2.      Strategi pengembangan dunia usaha (business development strategy)
Ini merupakan komponen yang penting karena daya tarik kreativitas atau daya tarik dunia usaha adalah cara terbaik untuk menciptakan perekonomian daerah yang sehat. 
3.      Strategi pengembangan sumber daya manusia (human resource development strategy)
Ini merupakan aspek yang paling penting dalam proses pembangunan ekonomi. Hal ini dapat dilakukan dengan cara membuat pelatihan, membuat bank keahlian, mendukung lembaga ketrampilan dan pendidikan di daerah, dan mengembangkan lembaga pelatihan bagi orang cacat.
4.      Strategi pengembangan masyarakat (community-based development strategy)
Merupakan kegiatan untuk memberdayakan suatu kelompok masyarakat tertentu pada suatu daerah. Tujuannya adalah untuk menciptakan manfaat social.
Setiap daerah mempunyai corak pertumbuhan ekonomi yang berbeda dengan daerah lain. Oleh sebab itu perencanaan pembangunan ekonomi suatu daerah pertama-tama perlu mengenali karakter ekonomi, sosial dan fisik daerah itu sendiri, termasuk interaksinya dengan daerah lain. Dengan demikian tidak ada strategi pembangunan ekonomi daerah yang dapat berlaku untuk semua daerah.


[1] http://profsyamsiah.wordpress.com/2009/03/19/pengertian-pembangunan/

2 komentar:

Just_Anam mengatakan...

bagus...tinggal pendalaman materi, teori, dan aplikasi saja supaya lebih kena

la ode azmirul mengatakan...

artikelnya sangat bermanfaat, jangan lupa kunjungi juga teori pembangunan menerut ekonom klasik dibawah yah

1. Teori Pembangunan Adam Smith

2. Teori Pembangunan David Ricardo

3. Teori Pembangunan Malthus

4. Teori Pembangunan John Stuart Mill

5. Teori Pembangunan Karl Marx

Posting Komentar