Senin, 25 Maret 2013

Gaya Kepemimpinan H Pahri Azhari, Bupati Musi Banyuasin, Sumatera Selatan



BAB I
PENDAHULUAN
Publik governance adalah suatu konsep yang mempresentasikan kemampuan pemerintah membantu kemampuan warga masyarakatnya secara inklusif, tanpa diskriminasi, dan memenuhi kepuasan individual dan kemakmuran rakyat. Public governance tidak terlepas dari kemampuan pemerintah dan masyarakatnya untuk bertahan dalam segala tantangan global dengan tetap menjaga keberlangsungan pemerintahan, baik dari segi kehidupan ekonomi, social, budaya, dan kedaulatan politik. 
Salah satu faktor penting yang mendasari public governance adalah kecakapan pemimpin. Kepemimpinan daerah maupun negara memegang kendali untuk menciptakan, memfasilitasi, dan menjaga iklim yang kondusif untuk penyelenggaraan publicness, yaitu public interest dan public affair, dalam relasi kekuasaan yang mendukung terciptanya human governance, yaitu sesuai dengan kontekstualmasyarakat baik dalam hal politik, ekonomi, dan pertumbuhan kesadaran kewarganegaraan. Kepemimpinan memerlukan instrument kebijakan publik untuk mengaktualisasikan kemampuan kepemimpinannya mengelola publicness. Kebijakan publik adalah instrument pemerintah untuk mengatur sumberdaya, termasuk sumber daya alam, financial, dan sumber daya manusia bagi pencapaian tujuannya.
Namun, dalam kepemimpinannya itu seringkali pejabat publik malah berbuat sebaliknya. Jabatan publik adalah jabatan yang diberikan kepada seseorang untuk memimpin dan mengelola suatu aktivitas yang terstruktur serta mengikuti prosedur yang bertujuan untuk mencari keuntungan dan sosial dengan sasaran sesuai dengan visi dan misi perusahaan yang bersangkutan. Hal ini sering menjadi sorotan publik sekarang ini, disebabkan bahwa jabatan yang diamanahkan kepada seseorang sering disalahgunakan, bahkan sering terjadinya korupsi yang terjadi seperti di perusahaan listrik negara (PLN), perusahaan daerah, serta badan usaha milik negara (BUMN-BUMN), badan usaha milik daerah (BUMD-BUMD) yang merugikan perusahaan yang dipimpin, dan perilaku-perilaku yang cenderung negative lainnya. Contoh kepeimpinan yang cenderung negative yaitu:  Menteri Olah Raga (Sdr. Dr. Andi Malarangeng) yang sekarang mengundurkan diri dari jabatannya sebagai menteri negara, dan sekaligus tidak lagi menjadi anggota dan menjabat di partainya. Bupati Garut yang diajukan oleh panitia khusus (Pansus) Dewan Perwakilan Rakyat Daerah untuk tidak lagi menjabat sebagai bupati, dikarenakan masalah pelecehan nasib wanita remaja berkat kawin siri, dan perihal koruptor penipuan seseorang warga yang diminta Bupati tersebut dana kontan sebesar Rp 250 juta untuk dijanjikan sebagai wakil bupati Garut, sehingga Bupati Garut mendapat tekanan agar segera mengundurkan diri sebagai Bupati Garut.
Hal ini berbeda dengan kepemimpinan yang dilakukan oleh H Pahri Azhari, Bupati Musi Banyuasin, Sumatera Selatan. Beliau mampu mendongkrak Kabupaten Musi menjadi Kabupaten yang lebih maju dari sebelumnya. Untuk lebih detailnya mengenai gaya kepemimpin beliau akan dijelaskan di dalam paper ini yang berjudul “Gaya Kepemimpinan H Pahri Azhari, Bupati Musi Banyuasin, Sumatera Selatan” .



BAB II
ISI

A.    Sekilas Pandang mengenai Kepemimpinan
Secara etimologi kepepimpinan dapat diartikan berasal dari kata dasar “pimpin” berarti bombing atau tuntun, dengan begitu di dalamnya ada dua pihak yaitu yang dipimpin (umat) dan yang memimpin (imam). Setelah ditambah awalan “pe-“ menjadi pemimpin berarti orang yang mempengaruhi pihak lain melalui proses kewibawaan komunikasi sehingga orang lain tersebut bertindak sesuatu dalam mencapai tujuan tertentu. Apabila ditambah akhiran “-an” menjadi pimpinan artinya orang yang mengepalai. Antara pemimpim dengan pimpinan dapat dibedakan, yaitu pimpinan (kepala) cenderung lebih otokratis, sedangkan pemimpin (ketua) cenderung lebih demokratis. Setelah dilengkapi dengan awalan “ke-“ menjadi kepemimpinan berarti kemampuan dan kepribadian seseorang dalam mempengaruhi serta membujuk pihak lain agar melakukan tindakan pencapaian tujuan bersama sehingga dengan demikian yang bersangkutan menjadi awal struktur dan pusat proses kelompok. Beberapa pakar telah memberikan definisi yang berbeda tentang kepemimpinan, antara lain :
Menurut C.N.Cooley (1902) : the leader is always the nucleus or tendency, and on the other hand, all social movement, closely examined will be found to consist of tendencies having such nucleus.  Maksudnya, pemimpin itu selalu merupakan titik pusat dari suatu kecenderungan dan pada kesempatan lain, semua gerakan social kalau diamati secara cermat akan ditemukan kecenderungan yang memiliki titik pusat. [1] Sedangkan menurut G. U. Cleeton dan C. W. Mason (1934) : leadership indicaties the ability to influence men and secuire result through emotional appeals rather thn through the exercise of authority. Maksudnya, kepemimpinan menunjukkan kemampuan mempengaruhi orang orang dan mencapai hasil melalui himbauan emosional dan ini lebih baik dibandingkan dengan melalui penggunaan kekuasaan. [2]
Kepemimpinan dalam konteks membangun public governance adalah sebagai manager publik dan manager pembangunan, terlebih dalam konteks system desentaralisasi seperti di Indonesia. Menurut Burns (1978), kepemimpinan dapat dikategorikan menjadi 3 elemen dasar, yaitu:
                              1.            Kepemimpinan merupakan suatu konsep relasi. Pemimpin yang efektif harus mengetahui bagaimana membangkitkan inspirasi dan berelasi dengan para pengikut mereka.
                              2.            Kepemimpinan merupakan suatu proses. Artinya proses kepemimpinan lebih dari sekedar menduduki suatu otoritas atau posisi jabatan saja, karena dipandang tidak cukup memadai untuk untuk membuat seseorang menjadia pemimpin. Maksudnya, seorang pemimpin harus melakukan sesuatu, maka untuk menjadi pemimpin seseorang harus dapat mengembangkan motivasi pengikut secara terus menerus dan mengubah perilaku mereka menjadi responsive.
                              3.            Kepemimpinan berarti mempengaruhi orang-orang lain untuk mengambil tindakan. Artinya, seseorang pemeimpin harus berusaha mempengaruhi pengikutnya dengan berbagai cara seperti menggunakan otoritas yang terlegitimasi, menciptakan model (menjadi teladan), penetapan sasaran, memberi imbalan dan hukuman, restrukturisasi organisasi, dan mengomunikasikan sebuah visi.[3]
B.     Gaya Kepemimpinan Pemerintahan
Gaya dalam bahasa inggris disebut dengan “style” berarti corak seseorang yang tidak banyak berubah dalam mengerjakan sesuatu, hal ini karena gaya merupakan kesanggupan, kekuatan, cara, irama, ragam, bentuk, metode yang khas dari seseorang untuk bergerak serta berbuat sesuatu, dengan demikian yang bersangkutan mendapat penghargaan untuk keberhasilannya dan kejatuhan nama apabila mengalami kegagalan. Dengan begitu Nampak karakteristik ini menjadi khusus bagi yang bersangkutan. Ada beberapa gaya kepemimpinan pemerintahan, yaitu:
                  1.            Gaya demokratis dalam kepemimpinan pemerintahan
Gaya demokratis dalam kepemimpinan pemerintahan adalah cara dan irama  seorang pemimpin pemerintahan dalam menghadapi bawahan dan masyarakatnya dengan memakai metode pembagian tugas dengan bawahan, begitu juga antar bawahan dibagi tugas secara merata dan adil, kemudian pemilihan tugas tersebut dilakukan secara terbuka, antar bawahan dianjurkan berdiskusi tentang keberadaannya untuk membahas tugasnya, baik bawahan yang terendah sekali pun boleh menyampaikan saran serta diakui haknya, dengan demikian dimiliki persetujuan dan consensus atas kesepakatan bersama. Oleh karena itu harus dibuat ketentuan tertentu dalam pendemokrasian ini karena kekuasaaan berada di tangan bawahan, hal ini untuk mencegah anarkisme yang mungkin terjadi, karena hak asasi yang disanjung oleh oraganisasi. Musyawarah seperti ini akan melahirkan kebijaksanaan (wisdom) disamping berbagai perintah yang turun dari atas disebut kebijakan (policy), yang dapat diubah sesuai kebutuhan sepanjang tidak menyalahi aturan.
                  2.            Gaya birokratis dalam kepemimpinan pemerintahan
Gaya birokratis dalam kepemimpinan pemerintahan adalah cara dan irama seorang pemimpin pemerintahan dalam menghadapi bawahan dan masyarakatnya dengan menggunakan metode tanpa pandang bulu, artinya setiap bawhaan harus diperlakukan sama disiplinnya, spesialisasi tugas yang khusus, kerja yang ketat pada aturan sehingga kemudian bawahan menjadi kaku dan sederhana. dalam kepemimpinan seperti ini segala sesuatunya dilakukan secara resmi di kantor pada jam dinas tertentu dan dengan tata cara formal, pengaturan dari atas ke bawah sedangkan pertanggung jawaban dari bawah ke atas secara sentralis, serta harus berdasarkan logika bukan perasaan, taat dan patuh kepada aturan serta terstruktur dalam kerjanya.  
                  3.            Gaya kebebasan dalam kepemimpinan pemerintahan
Gaya kebebasan dalam kepemimpinan pemerintahan adalah cara dan irama seorang pemimpin pemerintahan dalam menghadapi bawahan dan masyarakatnya dengan memakai metode pemeberian keleluasaan pada bawahan seluas-luasnya. Dengan begitu, setiap bawahan bebas bersaing dalam berbagai strategi ekonomi, politik, hukum, dan administrasi. Jadi pemimpin pemerintahan memberikan peluang besar pada kegiatan organisasi. Hal ini hanya cocok pada daerah yang sudah modern dengan pola pikir bisa dipertanggungjawabkan, tetapi bila didaerah tradisional maka akan membuat  masyarakatnya semakin berada di alam keterbelakangan. Resikonya terjadi kemungkinan pemerintahan membuka berbagai lokasi perjudian, pelacuran, dan hal hal negative lainnya untuk pemasukan pendapatan.
                  4.            Gaya otokratis dalam kepemimpinan pemerintahan
Gaya otokratis dalam kepemimpinan pemerntahan adalah cara dan irama seseorang pemimpin pemerintahan dalam menghadapi bawahan dan masyarakatnya dengan memakai metode paksaan kekuasaan. Cara ini cocok untuk mempercepat waktu di kalangan militer karena itu diterapkan system komando dengan one way traffic dalam komunikasi pemerintahannya sehingga efektif hasilnya. Tetapi sangat berakibat fatal bagi daerah-daerah yang sudah maju karena ketakutan bawahan hanya ketika pemeimpin pemerintahan sedang memiliki kekuasaan saja.
C.    Kepemimpinan H Pahri Azhari, Bupati Musi Banyuasin (Muba), Sumatera Selatan
Melihat penampilannya yang sederhana, mungkin tiada yang menduga kalau H Pahri Azhari, ini seorang pengusaha sukses. Berbekal ilmu yang dimilikinya, pengusaha yang juga politikus dari Partai Amanat Nasional (PAN), ini tidak hanya sukses sebagai pengusaha tapi juga sukses menjadi seorang Bupati Musi Banyuasin (Muba) dengan semboyan Serasan Sekate. Pusat Data Tokoh Indonesia mencatat, mantan anggota DPRD Kabupaten Musi Banyuasin dari Partai Amanat Nasional, ini sebelumnya terpilih sebagai Wakil Bupati Musi Banyuasin periode 2007-2012 mendampingi Alex Noerdin. Kemudian, setelah Alex Noerdin mengundurkan diri untuk maju dalam Pemilihan Umum Gubernur Sumatera Selatan, Pahri Azhari dilantik sebagai Bupati Musi Banyuasin pada tanggal 29 Juli 2008. Dari profesi pengusaha menjadi Bupati yang mengemban tugas untuk menyejahterakan rakyat banyak bukanlah hal yang mudah, tapi tidak bagi seorang Pahri. Berbekal kepiawaian suami Hj Lucianty Pahri di dunia politik, ternyata membawanya menuju sukses di kursi birokrat. Menjadi orang nomor satu di Kabupaten Muba, menggantikan Ir H Alex Noerdin yang kini meraih tanggung jawab yang lebih besar lagi sebagai Gubernur Sumatera Selatan (Sumsel), Pahri mengemban seabrek tugas yang dipercayakan total kepadanya.
Melanjutkan programnya bersama Alex Noerdin, sang pelopor pendidikan dan pengobatan gratis, Pahri mampu menjalankan semua tugasnya dengan penuh tanggung jawab. Bahkan tanpa seorang Alex Noerdin, ternyata Pahri mampu menjalankan semua roda pembangunan di Kabupaten Muba. Semua karena kecerdasan dan kebijakan Pahri yang memang patut untuk diteladani. Lewat kebijakan-kebijakannya, Pahri telah membukti kemampuan meningkatkan kesejahteraan rakyatnya. Sekolah dan berobat gratis programnya bersama Sang Relawan Ungu berjalan dengan sukses. Bahkan bagi yang telah menyelesaikan sekolahnya di tingkat SLTA diberikan pembekalan pelatihan operator migas yang kelak akan menembus pasar kerja hingga ke luar negeri yang diharapkan membawa generasi muda Muba menuju masa depan yang cemerlang. Keharusan yang ditekankan Pahri kepada investor asing di Kabupaten Muba untuk memprioritaskan tenaga kerja putra daerah menjadikan rakyat Muba semakin tersanjung.
Padahal, kondisi keuangan Pemkab Muba di tahun pertama dia dilantik sebagai Bupati Muba menggantikan Alex Noerdin, tidak mencapai target. Semua dikarenakan perekonomian global yang telah membuat perekonomian rakyat Muba terpuruk dengan anjloknya harga karet dan sawit yang merupakan mata pencaharian utama rakyat Muba. Tapi di tengah keterpurukan pendapatan daerah, Pahri tetap mengambil kebijakan bahwa anggaran untuk sekolah dan berobat gratis tidak akan berkurang. Semua untuk rakyat Muba yang sejahtera, sehat dan berkualitas. Artinya, di tengah himpitan ekonomi pun Pahri tetap mengutamakan pembangunan sumber daya manusia yang bermutu. Memberikan kemudahan dan meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dan investor Pahri pun memberikan kebijakan lewat Layanan Terpadu Satu Pintu. Hasilnya dalam hitungan bulan jabatannya sebagai Bupati Muba, Pahri pun mendulang penghargaan dari Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara, Taufik Effendi, pada 31 Oktober 2008. Pahri menjadi cermin bagi bupati dan walikota di Sumsel karena satu-satunya bupati yang memberikan pelayanan terpadu satu pintu. Piagam Citra Pelayanan Prima pun dianugrahkan oleh Taufi Effendi kepada H Pahri Azhari.  
Sungguh sosok pemimpin yang luar biasa dan tidak diragukan lagi kualitasnya. Tanpa seorang Pahri sulit bagi rakyat Muba untuk tumbuh dan berkembang pesat. Melihat rakyatnya maju dan sejahtera rakyat yang dimpimpinnya merupakan kebahagiaan tanpa bandingan baginya. Tak heran Pahri pun melakukan penyegaran bagi sederet pejabat di lingkungan Muba. Tentu saja bertujuan untuk membawa Muba lebih maju lagi dengan pemimpin yang berkualitas.  Selain itu Ketua Badan Narkotika Daerah (BNK) ini juga menjadikan Muba bebas narkoba sebagai salah satu target kepemimpinannya. Benteng berbasis agama pun dibangun untuk memberikan santapan segar bagi generasi muda di Bumi Serasan Sekate. Tak heran di setiap kunjungan kerjanya, Pahri selalu mengingatkan para orang tua, guru dan segenap masyarakat untuk memusuhi narkoba. Tidak ada keuntungan yang bisa diraih bagi seorang pecandu narkoba selain keterpurukan mental dan masa depan. Narkoba dijadikan Pahri musuh besarnya dalam memimpin Kabupaten Muba. Terlebih lagi masuknya narkoba di Muba sangat mudah terjadi dengan media seperti penghapus yang dianggap biasa bagi seorang anak sekolah. Bagi Pahri, itu semua tanggung jawab bersama. Tentu saja para orang tua yang harus lebih hati-hati, para guru, tokoh pemuda, tokoh masyarakat dan tokoh agama serta para alim-ulama. Merangkul semua lapisan masyarakat melalui organisasi kepemudaan di Kabupaten Muba pun dilakoni oleh Pahri. Melalui organisasi kepemudaan KNPI, Pahri berharap agar pemuda Muba tidak hanya berkecimpung di organisisinya. Tapi juga berbuat lebih banyak lagi dan bersama-sama membantu dan mendukung program Pemkab Muba untuk menyejahterakan rakyat Muba. Baginya, oragnisasi kepemudaan merupkan salah satu wajah pemudanya Muba. Bila baik organisasinya maka baik pula wajah pemuda Muba, sebab organisasi merupakan salah satu gambaran bagaimana pemuda Muba yang sebenarnya. Dengan kemurahan hatinya, Pahri pun bersedia membantu organisasi pemuda di Muba untuk melebarkan sayapnya menjadi organisasi yang professional, berkualitas dan menjadi panutan.
Beberapa penghangaan telah diterima Bupati Musi Banyuasin Ir. Pahri Azhari. Di antaranya: Pamong Award dari FKPP yang diserahkan oleh Menteri Dalam Negeri Mardiyanto di Jakarta tgl 18 Nopember 2008; Piagam Citra Pelayanan Prima dari MenPAN, Taufik Effendi untuk kantor pelayanan terpadu satu pintu, 31 Oktober 2008; dan Anugerah PIN Emas dari Menteri Agama RI M Maftuh Basyuni, 3 Januari 2009. Selain itu, pada tahun 2012 Bupati Muba memperoleh satu penghargaan lagi yaitu penghargaan (award) ‘Penanaman Pohon’ dari Environment Online (ENO) Indonesia. Melalui kebijakannya, H Pahri Azhari dinilai telah berhasil menggerakan upaya penanaman pohon dalam jumlah besar, termasuk melibatkan partisipasi pelajar dalam gerakan penghijauan tersebut. Penghargaan diberikan langsung oleh director and founding ENO International Mr. Mika Vanhanen, didampingi Eno Indonesia Advisor H Ishak Mekki, ENO Mother Indonesia Hj Tartila, dan Sekjen Kementerian Kehutanan DR Ir Daryanto DEA, pada The 1st ENO Indonesia Conference, Sabtu (3/11), di Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan. Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin berkomitmen dalam melestarikan hutan, salah satunya dengan gerakan menanam pohon. Upaya tersebut diwujudkan melalui Gerakan Menanam 1 Miliar Pohon Indonesia dan progran kecamatan sebagai sentra pohon penghasil buah-buahan. Dimana tiap kecamatan di Musi Banyuasin menjadi sentra pohon jenis tertentu, terutama buah-buahan dengan mengajak peran serta seluruh masyarakat dan pelajar.
Bukti nyata keberhasilan pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin di bawah Kepemimpinan Bupati H. Pahri Azhari dalam meningkatkan pembangunan di berbagai bidang serta pelayanan kepada masyarakat Musi Banyuasin, yaitu dengan berhasil diraihnya penghargaan Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten /kota tahun 2010 seluruh Indonesia, yang diserahkan Menteri Negara Pendayagunan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi  di Ruang Serba Guna Kementerian PAN dan Reformasi Birokrasi Jakarta, senin 7 Februari 2011.
Hal ini merupakan prestasi yang membanggakan bagi masyarakat Musi Banyuasin dan Provinsi Sumatera Selatan. Pada tingkat Kabupaten/kota hanya lima daerah yang mendapat penghargaan termasuk salah satunya Kabupaten Muba urutan ke-4 dari 497 kabupaten/kota Se- Indonesia, dan satu-satunya di provinsi Sumatera Selatan. Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin mendapat nilai 54,01 atau dengan predikat penilaian “CC” (Cukup Baik/Memadai) hasil penilaian dari beberapa komponen meliputi Perencanaan Kinerja, Pengukuran Kinerja, pelaporan kinerja, Evaluasi Kinerja dan Capaian Kinerja. Evaluasi akuntabilitas kinerja ini dilakukan mulai dari perencanaan, pelaksanaan, pelaporan, dan evaluasi pencapaian kinerja pemerintah. Pemkab Muba mendapatkan penghargaan sebagai Daerah dengan akuntabilitas terbaik. Penghargaan ini merupakan capaian kinerja aparatur pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin yang menunjukkan bahwa pemerintah Kabupaten Muba benar-benar bekerja memberikan pelayanan yang terbaik bagi masyarakat Musi Banyuasin.
Masa kepemimpinan H. Pahri Azhari ST, Kabupaten Musi Banyuasin banyak kemajuan, hal ini dapat di lihat sekarang di tahun anggaran 2011 orang nomor satu di Muba ini dapat mendongkrak Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) hingga mencapai 2 triliyun lebih. Disisi lain keberhasilan yang diperoleh tokoh yang dikenal Merakyat oleh warga ini berhasil mengharumkan Muba dan berhasil mengangkat Muba dari kabupaten yang sering di kenal Kabupaten terbelakang menjadi Kabupaten terbersih Se – Indonesia, dengan memperoleh Piala Adipura Lima Kali Berturut – turut untuk Kategori Kota Kecil Terbersih Se – Indonesia, bahkan menjadi tempat Studi Banding Propinsi, Kota dan Kabupaten di Indonesia. Keberhasilan ini bukan hanya sampai di sini kita akan berusaha bersama sama untuk konsisten mempertahankan kebersihan dimasa yang akan datang. Program yang telah berjalan dalam pemerhatian segala bidang khususnya dunia pendidikan yaitu program pemberian tunjangan 1 Juta kepada para PNS. Wajib kuliah bagi para guru – guru serta sertifikasi. Disamping itu ada beberapa Program yang sudah terealisasi dan merupakan suaru komitmen demi meningkatkan kesejahteraan masyarakat yaitu di sektor pembangunan dalam bidang Pemerataan berupa pembangunan dan peningkan jalan guna membuka jalur lajur ekonomi masyarakat seperti pembuatan jempatan lalan guna mempercepat pertumbuhan ekonomi masyarakat setempat serta melakukan Perbaikan Infrastruktur Sekolah dan Gedung Pelayanan Kesehatan yang menyetuh masyarakat Langsung. Meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) dengan mengelar Pelatihan dan sekolah gratis yang berkualitas terbukti sudah berjalan SMP 6, SMA Unggulan bahkan tahun 2010 telah dibangun SMK 3 guna menciptakan muba terdepan segala bidang, serta Mengali Sumber Daya Alam (SDA) yang ada agar dapat dimanfaatkan sesuai harapan dan ini tidak lain untuk kepentingan kesejahteraan rakyat khususnya rakyat muba, dan bukan untuk Kepentingan pribadi. Bahkan H. Pahri Azhari selalu turun ke desa - desa guna mendengar secara langsung kemauan rakyat untuk melanjutkan pembangunan hingga ke desa-desa, guna melakukan pemerataan pembangunan jalan, pendidikan, kesehatan, maupun peningkatan perekonomian rakyat dengan menggunakan Instansi terkait yang menyangkut pertumbuhan perekonomian rakyat seperti bidang Pertanian melakukan peningkatan di sektor pertanian dengan membagikan bibit padi dan Pupuk, Perkebunan melaksanakan pembagian Bibit Karet, Sawit dan penyaluran dan pembuatan jalan demi mempercepat perkembangan ekonomi rakyat, Perikanan (pembagian bibit ikan dan cara perkembangbiakan dan penyaluran pada tahun 2011 bupati membagikan 1000 Bibit ikan pada acara panen raya di desa Panca Tungkal Kecamatan Sungai Lilin itu bukti perhatian pemerintah terhadap masyarakat, serta membuka lapangan kerja untuk penduduk lokal, sehingga kedepan rakyat muba bebas dari kemiskinan bahkan mampu bersaing dengan daerah-daerah lain bukan ditingkat nasional saja bahkan di tingkat Internasional. Pada tahun 2012 Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin mendapatkan Transmigration Award kategori Makarti Nayotama untuk Pemerintah Kabupaten Daerah Tujuan Transmigrasi dari Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi(Kemenakertrans) Republik Indonesia.
Dari gambaran diatas, dapat disimpulkan bahwa gaya kepemimpinan yang dimiliki oleh Pahri Azhari, Bupati Musi Banyuasin, adalah gaya demokratis. Dimana dalam memimpin, beliau menghadapi bawahan dan masyarakatnya dengan menggunakan metode pembagian tugas secara merata dan adil, kemudian pemilihan tugas tersebut dilakukan secara terbuka, antar bawahan dianjurkan berdiskusi tentang keberadaannya untuk membahas tugasnya, baik bawahan yang terendah sekalipun boleh menyampaikan saran dan diakui haknya dengan demikian dimiliki persetujuan dan consensus bersama atsa kesepakatan bersama. Hal ini terlihat ketika dalam mengambil suatu kebijakan, contohnya kebijakan pendidikan gratis yang telah berlangsung di Kabupaten Muba sendiri dilakukan dengan melakukan pertimbangan dengan masyarakat setempat. Contoh lainnya yaitu komitmen pemerintah Muba untuk melestarikan hutan dengan menggerakan upaya penanaman pohon dalam jumlah besar, termasuk melibatkan partisipasi pelajar dalam gerakan penghijauan tersebut.  Beliau pun telah memenuhi syarat kecakapan sebagai pemimpin baik dalam kemampuan persepsi social, kemampuan berfikir abstrak, dan memiliki kestabilan emosi. 
Pengaruh kebijakan kebijakan yang telah dilakukan oleh Pahri Azhari, Bupati Musi Banyuasin sangat dirasakan oleh masyarakat setempat. Kebijakan yang telah dilaksanakan membawa dampak positif bagi masyarakat serta membawa nama baik Kabupaten Musi Banyuasin. Hal ini dapat dilihat pada tahun anggaran 2011, Bupati Muba ini dapat mendongkrak Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) hingga mencapai 2 triliyun lebih. Disisi lain keberhasilan yang diperoleh tokoh yang dikenal Merakyat oleh warga ini berhasil mengharumkan Muba dan berhasil mengangkat Muba dari kabupaten yang sering di kenal Kabupaten terbelakang menjadi Kabupaten terbersih Se – Indonesia, dengan memperoleh Piala Adipura Lima Kali Berturut – turut untuk Kategori Kota Kecil Terbersih Se – Indonesia. Selain itu, memberikan kemudahan dan meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dan investor dengan kebijakan lewat Layanan Terpadu Satu Pintu, pendidikan gratis bagi masyarakat Muba, dan lain-lain. Hal ini meningkatkan kesejahteraan rakyat baik dari segi pendidikan, ekonomi, maupun lingkungan.


BAB III
PENUTUP

Kepemimpinan menurut G. U. Cleeton dan C. W. Mason (1934) : leadership indicaties the ability to influence men and secuire result through emotional appeals rather thn through the exercise of authority. Maksudnya, kepemimpinan menunjukkan kemampuan mempengaruhi orang orang dan mencapai hasil melalui himbauan emosional dan ini lebih baik dibandingkan dengan melalui penggunaan kekuasaan. Gaya kepemimpinan pemerintahan ada empat, yaitu: gaya demokratis, gaya birokratis, gaya kebebasan, dan gaya otokratis dalam kepemimpinan. Salah satu contoh pejabat publik (pemimpin) di Indonesia yang memiliki prestasi cukup membanggakan yaitu masa kepemimpinan H. Pahri Azhari ST, Kabupaten Musi Banyuasin. Walaupun beliau memimpin satu lingkup daerah kabupaten yang kecil dari sekian ratusan ribu kabupaten yang ada di Indonesia, beliau mampu membawa perubahan yang cukup signifikan dalam masa kepemimpinannya. Gaya demokratis dalam kepemimpinannya, membawa Bupati Musi menuju karir sukses dan mendulang berbagai prestasi. Hal ini terlihat ketika dalam mengambil suatu kebijakan, contohnya kebijakan pendidikan gratis yang telah berlangsung di Kabupaten Muba sendiri dilakukan dengan melakukan pertimbangan dengan masyarakat setempat. Contoh lainnya yaitu komitmen pemerintah Muba untuk melestarikan hutan dengan menggerakan upaya penanaman pohon dalam jumlah besar, termasuk melibatkan partisipasi pelajar dalam gerakan penghijauan tersebut.
Pengaruh kebijakan kebijakan yang telah dilakukan oleh Pahri Azhari, Bupati Musi Banyuasin sangat dirasakan oleh masyarakat setempat. Kebijakan yang telah dilaksanakan membawa dampak positif bagi masyarakat serta membawa nama baik Kabupaten Musi Banyuasin. Hal ini dapat dilihat pada tahun anggaran 2011, Bupati Muba ini dapat mendongkrak Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) hingga mencapai 2 triliyun lebih. Disisi lain keberhasilan yang diperoleh tokoh yang dikenal Merakyat oleh warga ini berhasil mengharumkan Muba dan berhasil mengangkat Muba dari kabupaten yang sering di kenal Kabupaten terbelakang menjadi Kabupaten terbersih Se – Indonesia, dengan memperoleh Piala Adipura Lima Kali Berturut – turut untuk Kategori Kota Kecil Terbersih Se – Indonesia. Selain itu, memberikan kemudahan dan meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dan investor dengan kebijakan lewat Layanan Terpadu Satu Pintu, pendidikan gratis bagi masyarakat Muba, dan lain-lain. Hal ini meningkatkan kesejahteraan rakyat baik dari segi pendidikan, ekonomi, maupun lingkungan.



[1] Syafi’ie, inu kencana. 2003. Kepemimpina pemerintahan Indonesia. Hal 2
[2] ibid
[3] Rutiana dewi, dkk. 2012. Public Governance. Halaman 28-29. 


DAFTAR PUSTAKA

Syafi’ie, Kencana Inu. 2003. Kepemimpinan Pemerintahan Indonesia. Bandung: PT Refika Aditama.
Rustandi, Achmad. 1985. Gaya Kepemimpinan. Bandung: PT Amirco.
. Bupati H Pahri Azhari Buktikan Keberhasilan Kabupaten Muba”.  http://buanasumsel.com/bupati-muba-h-pahri-azhari-buktikan-keberhasilan-pemerintah-kabupaten-muba/  (diakses tanggal 31 Desember 2012)
.Bupati Muba H Pahri Azhari Raih Eno Award”.  http://palembang.tribunnews.com/2012/11/04/bupati-muba-h-pahri-azhari-raih-eno-award  (diakses tanggal 31 Desember 2012)
Amirianshah. 2012.Bupati Muba Dapat Transmigration Award”.  http://palembang.tribunnews.com/2012/12/07/bupati-muba-dapat-transmigration-award.   (diakses tanggal 31 Desember 2012)
.H Pahri Lanjutkan Komitmen”.  http://www.media-nasional.org/2011/02/h-pahri-azhari-komitmen-lanjutkan.html (diakses tanggal 31 Desember 2012)
.Pahri Azhari”.  http://id.wikipedia.org/wiki/Pahri_Azhari. (diakses tanggal 31 Desember 2012)
.H Pahri Lanjutkan Komitmen”.  http://diknasmuba.blogspot.com/2010/12/h-pahri-azhari-komitmen-terus.html (diakses tanggal 31 Desember 2012)
.H Pahri Bupati Muba”. http://wwwinfonusantara.blogspot.com/2010/07/h-pahri-azhari-pengusaha-sukses-di.html (diakses tanggal 31 Desember 2012)
.Etika Pejabat Publik”. http://doa-bagirajatega.blogspot.com/2012/12/etika-pejabat-publik.html (diakses tanggal 31 Desember 2012)
.Etika dan Moral Pejabat Publik”. http://jakarta.kompasiana.com/layanan-publik/2012/12/15/etika-dan-moral-pejabat-publik-511271.html (diakses tanggal 31 Desember 2012)


 


0 komentar:

Posting Komentar