BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Pembangunan daerah merupakan suatu proses dimana pemerintah
daerah dan masyarakatnya mengelola sumber daya yang ada untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat. Tujuan dari pembangunan daerah itu adalah untuk
memberdayakan masyarakat agar bebas dari kemiskinan, menciptakan atau menambah
lapangan kerja, meningkatkan pendapatan masyarakat, dan mempertahankan serta
menjaga kelestarian sumber daya alam agar bermanfaat bagi generasi sekarang dan
masa depan. Dalam melakukan pembangunan daerah itu diperlukan suatu perencanaan
yang wajib dikaji terlebih dahulu oleh setiap daerah yang akan merealisasikan
pembangunan daerah. Sebagaimana dilakukan oleh Pemerintah Daerah Kota Surakarta
yang akan mengembangkan Pasar Klewer baik secara keadaan fisik (bangunan)
maupun aturan-aturan yang menjadi payung hukum demi keberlangsungannya. Selain
itu, Pasar Klewer lebih difokuskan sebagai tempat pariwisata belanja. Hal ini
diharapkan dapat menambah pendapatan daerah Surakarta.
Sayangnya untuk melaksanakan pembangunan dan penataan Pasar
Klewer tidak mudah. Proses pembangunan dan penataan pasar menyangkut
kepentingan orang banyak. Selain pedagang atau pemilik kios di Pasar
Klewer, ada pedagang kaki lima (PKL) yang jumlahnya semakin hari semakin
meningkat. Sekarang ini jumlah PKL yang berada di seputaran Pasar Klewer
sekitar 800 orang. Sebab itu pemkot harus melakukan pendekatan-pendekatan
terhadap mereka. Salah satu konsep yang dibuat Pemkot adalah menampakkan
karakter pasar dari sisi bangunan serta tetap mempertahankannya sebagai salah
satu ikon Solo. Lahan parkir yang selama ini terkesan semrawut akan ditata
dengan perpakiran di lantai atas. (http://www.surakarta.go.id/news/revitalisasi.pasar.klewer.html)
Oleh karena itu, penulis tertarik untuk mengupas lebih jauh
mengenai bagaimana peran pemerintah dalam pengembangan Pasar Klewer untuk
meningkatkan pendapatan daerah dalam makalah yang berjudul “Pengembangan
Pasar Klewer Sebagai Upaya Pemerintah Daerah untuk Peningkatan Perekonomian
Rakyat di Surakarta”.
B.
Rumusan Masalah
1.
Bagaimanakah
analisis pengembangan Pasar Klewer sebagai salah satu pasar tradisional di
Surakarta?
2.
Apa sajakah manfaat Pasar Klewer?
3.
Bagaimana upaya
Pemerintah Daerah Surakarta dalam mengembangkan Pasar Klewer untuk meningkatkan
perekonomian rakyat?
C.
Tujuan
1.
Untuk
mendeskripsikan bagaimanakah analisis pengembangan Pasar Klewer sebagai salah
satu pasar tradisional di Surakarta.
2.
Untuk
mendeskripsikan apa sajakah manfaat Pasar Klewer.
3.
Untuk
mendeskripsikan bagaimana upaya Pemerintah Daerah Surakarta dalam mengembangkan
Pasar Klewer untuk meningkatkan perekonomian rakyat.
BAB II
PERMASALAHAN
Pasar
Klewer telah menjadi icon Kota Surakarta di mata masyarakat Surakarta dan
sekitarnya. Sejalan dengan perkembangan zaman, pasar Klewer telah menjadi pasar
konveksi tekstil batik terbesar di Jawa Tengah hingga Asia Tenggara.
Berkebalikan dengan kemajuan nama Pasar Klewer, keadaan pusat batik ini justru
tidak sebanding dengan keagungan namanya. Keadaan jalan yang macet, sempit, dan
becek serta keadaan pasar yang gelap (kurang penerangan), panas, dan sumpek
tidak mencerminkan besarnya pendapatan yang diterima masyarakat dan pemerintah
daerah dari aktivitas di pasar tersebut. Keadaan yang seperti itu membuat tidak
nyaman para pedagang dan pembeli. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Komite Pedagang Pasar Klewer (KPPK) bahwa Pasar Klewer selama
ini telah dililit persoalan yang sangat rumit. Mulai lalu lintas yang macet,
pedagang kumuh, sumpek, rawan keamanan, kenyamanan, dan juga kondisi bangunan
yang sudah tak representatif.(http://www.koran-o.com/2012/utama-2/bakul-klewer-pecah-8101). Selain itu, Kepala Dinas Pasar (DPP), Subagyo juga memberi
tanggapan tentang keadaan Pasar Klewer. Menurutnya, kondisi Pasar Klewer saat
ini sumpek dan ruwet. Sarana pokok dan pendukungnya pun sudah banyak yang
kurang memadai bahkan ada yang tidak sesuai dengan Perda No 1/2010 tentang
Pengelolaan dan Perlindungan Pasar Tradisional, misalnya tempat parkir.
Oleh
karena itu, pemerintah daerah Surakarta berencana untuk mengembangkan Pasar
Klewer dengan cara merevitalisasinya. Sehingga dapat lebih menarik pengunjung
yang datang ke Pasar Klewer. Apabila maka pendapatan pedagang yang merupakan
penduduk Solo itu pun akan meningkat.
BAB III
PEMBAHASAN
A.
Gambaran Umum Pasar Klewer
A.1. Sejarah
Pasar Klewer
Pasar
Klewer dirintis sejak jaman penjajahan Jepang, dimana kehidupan warga Surakarta
banyak mengalami kesulitan. Berawal dari kehidupan yang serba sulit ini
kemudian sejumlah orang berinisiatif untuk berjualan pakaian dan kain. Waktu
itu lokasinya terletak disebelah timur pasar Legi atau kawasan kantor air minum
dan pasar Burung. Sejarah pasar Klewer sebagai pasar batik terbesar di tanah
air yaitu Pasar Klewer dirintis sejak jaman penjajahan Jepang, dimana kehidupan
warga Surakarta banyak mengalami kesulitan. Berawal dari kehidupan yang serba
sulit ini kemudian sejumlah orang berinisiatif untuk berjualan pakaian dan
kain.
Sejumlah
orang ini menjajakan pakaian dan kain dengan cara menggantungkannya dipundak,
dan berjalan hilir mudik dilingkungan tersebut, yang tentu saja barang
dagangannya menjuntai kebawah tidak beraturan atau istilah orang jawa
“kleweran”. Berhubung komunitas tersebut belum punya nama, maka disebutlah
pasar Klewer. Pemerintah saat itu menilai bahwa lokasi seputar pasar Klewer
jorok dan kotor, maka lokasi pasar dipindah disebelah selatan Masjid Agung,
atau disebelah barat gapura Kraton Kasunanan Surakarta, menyatu dengan pasar
Slompretan yang sudah ada sebelumnya. Sekitar tahun 1957-1958 pasar Klewer
diperluas ke barat, dengan memindahkan pasar sepeda ke alun-alun selatan dan
pasar burung dipindah ke Widuran, karena lokasi ini akan digunakan untuk
berjualan tenun dan batik. Pada tahun1969 kondisi pasar sudah tidak memenuhi
persyaratan ekonomis, kesehatan, dan perkembangan kemajuan pembangunan.
Pemerintah
kemudian merenovasi pasar hingga mencapai bentuk seperti yang sekarang ini,
dengan pelaksana PT. Sahid yang bermitra dengan Bank Bumi Daya. Peresmiannya
dilakukan oleh Presiden Soeharto pada 7 Juni 1971dengan nama tetap Pasar
Klewer.
A.2. Keadaan
Sekarang di Pasar Klewer
Pasar
Klewer terletak di sebelah Barat Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat,
dengan luas lahan 12.950m2. Jenis perdagangan yang ada di Pasar
Klewer adalah kegiatan utama berupa perdagangan dengan komoditi yang paling
banyak diperdagangkan adalah tekstil dan batik, dan kegiatan sekunder berupa
perdagangan yang mendukung kegiatan utama dengan komoditi aksesoris pakaian,
barang klontong, makanan/minuman dan buahbuahan. Sedangkan jenis kegiatan bila
diukur dari jumlah transaksi adalah perdagangan grosir dan pedagang eceran.
Pertumbuhan kegiatan Pasar Klewer sendiri mengalami penurunan untuk perdagangan
jenis komoditi utama (batik, kain tenun/lurik) dan mengalami peningkatan untuk
jenis komoditas perdagangan sekunder seperti konveksi, tekstil dan asesoris.
Pergeseran jenis komoditas perdagangan ini disebabkan oleh gaya hidup
berpakaian dalam masayarakat yang cenderung praktis dan berkembang secara cepat
serta munculnya anggapan bahwa pakaian jenis batik dan kain tenun/lurik hanya
dipakai untuk kegiatan resmi.
Keadaan
Pasar Klewer sekarang ini sungguh mengenaskan. Kadang terjadi pemadaman listrik
oleh PLN dari jam 09.00 WIB- 15.00 WIB sehingga ruangan dalam Pasar Klewer
menjadi gelap gulita dan sumpek. Kalaupun listriknya menyala, tetap saja
dikatakan kurang terang karena cahaya sinar matahari kurang masuk dalam pasar
tersebut. Selain itu, kios-kios yang ada di dalam Pasar Klewer sesak dan
berjejalan antar yang satu dengan yang lain sehingga jalan untuk pembeli di
sela-sela kios itu menjadi amat sempit. Akses jalan untuk ke Pasar Klewer
kadang di jam-jam tertentu menjadi macet karena arus kendaraan yang begitu
padat sedangkan jalannya sempit dan ada yang rusak. Tempat parkir yang kurang
baik, parkir sepeda motor hanya di sebuah lahan tanah yang tidak beratap dan
parkir mobilnya di lapangan.
B.
Matrik Analisa SWOT Pengembangan Pasar Tradisional
Surakarta
(Dikutip dari puslit2.petra.ac.id/ejournal/index.php/gem/article/.../17613/17528)
Bila dilihat dari matrik analisa SWOT, pasar tradisional
di Surakarta memiliki kekuatan berupa nilai sejarah, ada cirri khas produk, dan
lokasi strategis. Sedangkan kelemahan yang dimilki berupa system pengelolaan
yang tidak efisien, kualitas bangunan atau lingkungan buruk, dan keamanan yang
rendah. Ada tiga peluang untuk pengembangan pasar yaitu dukungan pemerintah
kota, salah satu obyek wisata belanja, sinergis dengan obyek lain, dan adanya
minat wisatawan. Akan tetapi persaingan dunia usaha, regulasi bea cukai, dan
tigginya nilai lahan menjadi ancaman bagi perkembangannya. Dari semua hal
tersebut maka, dibutuhkan empat strategi untuk mengembangakan pasar tradisional
sebagai berikut ini:
1. Strategi pertama
a. Fasilitasi dana dan birokrasi dalam pengembangan
b. Pelestarian nilai sejarah sebagai objek wisata
c. Perpaduan dengan paket wisata lain
d. Peningkatan promosi dan informasi wisata belanja
2. Strategi kedua
a. Memberi nilai tambah bagi pasar tradisional dengan
pengendalian harga
b. Kemudahan fasilitas ekspor-import
c. Optimalisasi pemanfaatan lahan
3. Strategi ketiga
a. Pemberdayaan komunitas pasar
b. Optimalisasi pengelolaan sebagai obyek wisata
belanja
c. Peningkatan kualitas bangunan atau lingkungan
sebagai koridor wisata
d. Menjamin keamanan bagi wisatawan
4. Strategi keempat
a. Pengembangan model pengelolaan dan pemasaran
b. Pengendalian harga dan pengembangan bangunan atau
lingkungan
c. Peningkatan ketertiban pedagang guna optimalisasi
lahan.
C.
Manfaat Pasar Klewer
Ada beberapa manfaat pasar klewer, yaitu:
1. Pasar klewer menjual batik, kain tenun, kain
tekstil, konveksi, aksesoris, dan jajanan pasar secara grosir maupun eceran
dengan harga yang murah karena masih ada sistem tawar-menawar. Sehingga
masyarakat dapat membeli secara grosir untuk dijualkan kembali ataupun membeli
eceran untuk kebutuhannya sendiri dengan harga yang terjangkau.
2. Pasar klewer menjadi tumpuan hidup bagi para
pedagang, penjual makanan tradisional, kuli panggul, tukang becak, tukang
parker, dan lain-lain yang mengais rezeki di Pasar Klewer.
3. Pasar Klewer menjadi salah satu sumber peningkatan
pendapatan daerah Surakarta. Salah satunya melalui retribusi pasar.
4. Pasar Klewer menjadi icon pariwisata Kota Solo
sebagaimana malioboro sebagai icon Kota Jogja. Hal ini menarik para wisatawan
baik domestic maupun asing untuk mampir ke kota Solo untuk membeli oleh-oleh
khas Solo di Pasar Klewer. Sebagaimana diungkapkan oleh Drs. Suharto M.Si: Ketua Asita soloraya, dosen
Sekolah Tinggi Pariwisata Sahid Surakarta, anggota Badan promosi Pariwisata
Surakarta bahwa “Pasar Klewer sebagai icon Kota solo”.[1]
D.
Upaya Pemerintah Daerah Surakarta terhadap
Pengembangan Pasar Klewer
Upaya Pemerintah Daerah Surakarta dalam melakukan
pengembangan Pasar Klewer telah dilakukan sejak diresmikan oleh Presiden
Soeharto pada tahun 1971 sebagai pusat
grosir sandang terbesar di Jawa Tengah. Lokasi pasar klewer yang berdekatan
dengan Keraton Kasunanan dan masih termasuk dalam lingkungan budaya keraton
menjadi dasar Pemerintah Daerah Surakarta untuk mempromosikan Pasar Klewer
sebagai salah satu tempat pariwisata. Selain itu, Pemda Surakarta mengeluarkan
Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 1 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan
Perlindungan Pasar Tradisional. Dalam Perda Pengelolaan dan Perlindungan Pasar
tradisional diantaranya mengatur tentang kios-kios di pasar tradisional yang
tidak dapat dimonopoli oleh pemilik
modal besar. Selain itu, penempatan pedagang yang sekurang-kurangnya 70% untuk
pengusaha kecil dan sebanyak-banyaknya 20% untuk pengusaha menengah besar. Dengan
adanya perda ini diharapkan pasar tradisional tetap mampu bersaing dengan pasar
modern yang sedang berkembang cukup pesat di Surakarta sekarang ini.
Pada tahun 2012, Pemerintah Daerah Surakarta akan
merevitalisasi Pasar Klewer yang diperkirakan pembangunan pusat batik itu
menelan dana 450 milyard. (http://www.surakarta.go.id/news/revitalisasi.pasar.klewer.html). Sebagaimana yang dijelaskan oleh Walikota Solo,
Jokowi, Pemerintah Kota Surakarta dalam hal ini Bappeda (Badan
Pembangunan Daerah) telah menyiapkan Studi Kelayakan terhadap pembangunan Pasar
Klewer–Pasar batik terbesar Indonesia dengan anggaran dana sejumlah 400 juta
yang bersumber dari APBD sudah disiapkan untuk pembuatan jasa konsultasi Jasa
Konsultansi Penyusunan Feasibility Study Pasar. (http://www.surakarta.go.id/news/studi.kelayakan.pasar.klewer.html). Sedangkan isu mengenai penghapusan kepemilikan kios ketika
revitalisasi pasar dibantah tegas oleh Walikota Solo karena tidak akan terjadi.
Pemerintah Kota Solo telah menyiapkan empat titik alternatif lokasi yang akan
dijadikan pasar darurat selama pembangunan pasar klewer. Lokasinya yaitu di
Kawasan Benteng Vastenburg, Beteng Trade Center, sepanjang jalan Dr Rajiman,
dan alun-alun selatan Keraton Surakarta. Hal ini disambut positif oleh Anggota Pasamuan Pasar Tradisional Surakarta (Papatsuta),
Ahmad Fathoni. Dia mengatakan bahwa penempatan pasar darurat di jantung Kota
Solo, kawasan parkir benteng Vastenburg akan mampu bersaing dengan Pusat Grosir
Solo.
Hal
ini dilakukan demi kenyamanan pedagang dan pengunjung, serta mempertahankan
citra Pasar Klewer sebagai salah satu icon Kota Solo. (http://www.surakarta.go.id/news/ revitalisasi.pasar.klewer.html).
Selain itu, tujuan revitalisasi pusat batik ini adalah untuk membuat pasar yang
bagus dan layak bagi stakeholders yang ada.
BAB IV
PENUTUP
A.
Kesimpulan
1.
Adanya analisis
SWOT mengenai pengembangan pasar tradisional, termasuk Pasar Klewer yang
memiliki beberapa keunggulan, kelemahan, peluang, ancaman, dan strategi. Salah
satu keunggulan yang dimiliki Pasar Klewer adalah memiliki ciri khas produk
tekstil batik sedangkan kelemahannya yaitu lingkungan yang buruk. Akan tetapi,
Pasar Klewer sudah memiliki nama di hati para wisatawan bahwa Pasar Klewer itu
icon Kota Solo. Salah satu ancamannya yaitu persaingan dengan mall, PGS, dan
BTC.
2.
Pasar Klewer
memilki empat manfaat, pertama merupakan pasar pusat batik tekstil berkualitas
dan harga terjangkau sehingga masyarakat dapat mudah memperoleh barang sesuai
keinginannya; kedua, sebagai tumpuan hidup banyak pedagang, kuli panggul,
tukang parker, becak, dan sebagainya; ketiga, menjadi salah satu sumber
pendapatan daerah Surakarta dengan adanya retribusi; keempat, sebagai icon
Surakarta untuk tempat wisata belanja.
3.
Peran Pemerintah
Daerah Surakarta dalam mengembangkan Pasar Klewer mulai sejak diresmikan oleh
Presiden Soeharto sebagai pusat grosir sandang terbesar di Jawa Tengah. Pemda
Surakarta membuat Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 1 Tahun 2010 tentang
Pengelolaan dan Perlindungan Pasar Tradisional untuk melindungi pasar
tradisional. Pada tahun 2012, ada rencana revitalisasi pusat batik agar lebih
baik dari sebelumnya.
B.
Saran
Rencana revitalisasi Pasar Klewer hendaknya segera
direalisasikan pada tahun ini. Akan tetapi, dalam pelaksanaan pembangunan dan
penataan Pasar Klewer Pemerintah Kota Solo harus menyesuaikan dengan kultur
masyarakat Solo itu sendiri. Selain itu, perevitalisasian itu hendaknya lebih
menguatkan Pasar Klewer sebagai pusat tekstil Solo sehingga aksesibilitas,
kenyamanan, dan estetik dapat dikembalikan ditengah kondisi pasar yang sudah semrawut ini.
1 komentar:
artikel yang bagus, ijin kutip buat tugas ya
Posting Komentar